Rabu, 18 April 2018

ALL ABOUT STORY : NOT ME!! #8



NOT ME ! 8
Story by : Ginza.Hanna
Posted : bangmakanbang28
Genre : Action/Semi-Gore/Drama
Chapter : 8. Investigation


{ Alexandrina's }
   Sebuah papan nama yang menempel disebuah pintu berwarna putih milik seorang gadis albino yang diam-diam menyimpan sebuah rasa kepada sang pembunuh gila,
" Aku masih penasaran siapa nama aslinya " gumamnya saat melihat-lihat forum yang sedang membicaran sang 'NotMe' .
' Aku melihatnya melompati atap seperti ninja ! '
' Aku melihatnya memasuki sebuah rumah '
' Aku pernah hampir menjadi korbannya ! ' .
Alexa terus melihat-lihat isi obrolan disana dan hendak ikut mengisi pembicaraan .
' Aku akan menjadi pendamping hidupnya ' Tulisnya yang langsung disambut balasan tawa dari orang-orang disana .

' Aku akan menjadi pendamping hidupnya ' 
   Brownies terdiam saat melihat chat yang baru muncul di forum yang ia ikuti, ia melihat nama akun tersebut, Daisy-Chan , " Dia lagi " gumamnya " kurasa Ryan akan terkejut bila aku menghadiahkan ini untuknya " sambungnya dan hendak memulai percakapan pribadi dengan gadis tersebut .
' Brownies : Hei ! '
' Daisy : Pergilah '
' Brownies : Oh ayolah, aku hanya ingin sedikit bicara denganmu ' .
   Tak ada jawaban, Daisy hanya membaca chat tersebut, Brownies pun kembali mengirim pesan,
.
' Brownies : Aku tau keberadaannya '
' Daisy : Oh ya? apalagi kebohongan yang kau tau ? '
' Brownies : Ini serius, aku tau dimana dia ' 
' Daisy : Huh? bagaimana aku bisa mempercayaimu? sudah banyak yang mengaku sebagai teman dari sang NotMe bahkan ada yang mengaku kalau itu dirinya '
' Brownies : Karena aku tinggal dengannya ' 
   Brownies mengakhiri chat tersebut dan membiarkan Daisy yang terus mengirim pesan padanya " Daisy-Chan " gumamnya .

CRAAT !!
   " MAMA ! " seru kedua anak tersebut begitu menyaksikan kepala sang ibu yang terputus setelah Ryan menebasnya " Lezat~" gumamnya saat menjilat darah di ujung pedangnya, " Aku yakin mama kalian telah berada ditempat yang tepat, kalian ingin menyusulnya? " tanya Ryan sembari mendekati kedua anak yang menatapnya histeris dipojok kamar, salah satu dari mereka menangis, ia terus meneriaki jasad kedua orangtuanya, dan tangisan tersebut membuat Ryan kesal 
" Berisik !! " geramnya .

   " Huh? " Al memaksa masuk kedalam sebuah rumah yang menjadi sumber dari sebuah suara histeris tersebut, " Ini aneh " Gumamnya saat menaiki anak tangga, namun langkahnya terhenti begitu ia mendengar suara rintihan
" No..no..It's Not Me ..." 
" Dapat kau " Gumam Al dan langsung berlari menuju sebuah kamar gelap .
Brakk !!
" DIAM DITEMPAT ! " Al menyalakan senternya dan menyiapkan pistolnya, namun yang ia lihat hanyalah 2 orang anak laki-laki yang tengah terbaring diatas ranjang, menghimpit kepala seorang wanita dan ditutupi selimut hingga keatas, Al bisa mendengar rintihan dari kedua anak tersebut lalu menghampirinya,
" Hei, kau tidak apa-apa? " tanyanya, mereka tak memberi respon, Al langsung melepas selimut tersebut dan melihat sebuah pemandangan yang sangat ia sesali . Diatas ranjang, terbaring tubuh 2 orang anak laki-laki tanpa tangan dan kaki, darah keluar dari kedua mata mereka yang tertutup dan lidah yang terpotong, mereka sedang menghimpit seorang wanita, lebih tepatnya hanya kepala..
" Bertahan lah.." gumam Al kepada salah satu yang masih bernafas, namun lama kelamaan detak jantungnya berhenti, Al berdecak, ia menyesal atas apa yang ia lihat dan membiarkan kedua jasad disana. 
   Al mengecek sekeliling di kamar tersebut dan menemukan sebuah tubuh yang bentuknya sudah tidak karuan, ia yakin tubuh tersebut pasti milik kepala wanita diatas kasur tadi . Al menghadapkan senternya ke tirai didekat jendela, tak ada apa-apa disana, ia menggeser cahayanya perlahan dan mendapati..
" RYAN !! " pekiknya, Ryan langsung melompat keluar dari jendela lantai 2 tersebut setelah mempelajari rupa dari sang detektif sebelum akhirnya melompat keluar, membiarkan tubuhnya terjatuh dan kabur di gelapnya malam .
" Itu benar dirinya " Al menatap kebawah tapi tidak menemukan apapu, lalu ia membuat laporan ke markas .

' Aku menemukan 3 korban dari sang NotMe di kediaman keluarga Smith di jalan St.Cherry, aku masih menginvestigasi jika masih ada korban lain disini, sementara pelaku melarikan diri tanpa jejak ' lapornya .

   Malam semakin larut, Ryan masih melajutkan aksinya ke rumah-rumah lainnya hingga rasa laparnya terpenuhi, ia teringat saat seseorang meneriaki nama aslinya, apa identitasnya telah diketahui? pikirnya, kini ia berdiri didepan sebuah sungai yang dingin..
Slash..
Ia membasuh wajahnya dengan air yang sangat dingin tersebut
" aku harus membunuhnya " gumamnya, ia tak ingin siapapun mengetahui identitasnya, ia bisa meminta bantuan dari Brownies untuk melacak orang tersebut, ia mengeluarkan ponselnya dan melihat pesan darinya 
' Kau harus hati-hati, ada yang sedang mengikutimu ' Ryan terdiam, lalu membalas ' aku tau itu ' dan menutup ponselnya lalu kembali berjalan .
.
BERSAMBUNG ~

Selasa, 17 April 2018

ABOUT STORY : NOT ME!! #7




NOT ME ! 7
Story by : Ginza.Hanna
Posted : bangmakanbang28
Genre : Action/Semi-Gore/Drama
Chapter : 7. Hunt some Food

Srasshh..
   Brownies menyilangkan kedua tangannya setelah menghanyutkan jasad wanita 'mainan' Ryan dihilir sungai, Ia menggosok-gosok kan kedua lengannya karena hawa dingin yang menusuk dirinya yang hanya mengenakan jaket kulit, ia melirik Ryan disebelahnya yg sedang menyalakan rokoknya dan mengabaikan hawa dingin yang menerpa tubuhnya  yang hanya mengenakan kaus lengan pendek, Come on, it's winter.
   " Sudah berapa kali kau merokok akhir-akhir ini? " tanya Brownies, 
" Entahlah " jawab Ryan singkat sembari membuang 5 bungkus rokok yang telah habis ke sungai tersebut, Brownies menatap tuannya tersebut, lalu mendekatinya,
" Ryan, tolonglah, aku memang pelayanmu, tapi dilain sisi aku juga harus menjadi orangtua mu, jadi tolonglah, jaga kesehatanmu, hidupmu sangat tidak sehat .. "
" mulai lagi ceramahnya.." 
gumam Ryan yang menatap kearah lain, Brownie menghela nafas,
" Yah, paling tidak kurangi rokokmu, tak apa kau menyimpan banyak minuman di ruanganmu, tapi aku ingin kau mengurangi tingkat asap yang tiap hari kurasakan disana, mengerti? " tanya Brownies yang kini bertolak pinggang, Ryan terdiam dan sedikit berdecak lalu mengangguk pelan, sesaat wajah sang ayah yang terlintas dipikirannya.

   Daisy Chan, Nickname dari sebuah akun media sosial yang selalu 'Update' tentang kesehariannya, sesekali ia menampilkan kecinta terhadap sang 'NotMe' .
" Dia? " tanya Ryan saat Brownies menunjukan akun Daisy tersebut
" ya, tertarik? " Brownies balik bertanya,
" Aku tidak tertarik pada apapun " Jawab Ryan dan berniat berjalan menjauhi komputer tersebut sebelum Brownies menampilkan sebuah gambar,
" Kau yakin? ini lah si pemilik akun tersebut " gumam Brownies,ia menyeringai begitu melihat Ryan yang terdiam menatap foto seorang gadis albino yang menggenggam bunga daisy, 
" biar kuperjelas, aku telah menelusuri identitasnya, namanya Alexandrina Dorothy Parkson, 16 tahun, aku juga mengetahui posisi nya yang berada di kota sebrang, oiya dia albino, kau pasti sudah tau saat melihat penampilannya " jelas Brownies, Ryan terdiam sesaat kemudian berdehem, 
" kau yakin itu dia? " tanya nya,
" tentu, aku sudah menggali informasinya ketika aku bosan , ini jelas dirinya, Daisy-Chan..akui saja Ryan, kau menyukai nya " goda Brownies dengan seringai nya 
" tidak " jawab Ryan dan langsung pergi meninggalkan Brownies yang masih menyeringai .

26 Desember, 7PM
   Ryan mengenakan jubahnya dan meraih pedangnya .
" Apa yang aku katakan kemarin soal kesehatan mu? " gumam Brownies didepan komputernya tanpa menatap Ryan, 
" aku lapar, dan tidak akan lama " jawab Ryan, Brownies menghela nafas dan memutar kursinya menghadap Ryan,
" Ryan, mengertilah..kondisimu tidak memungkinkan, jangan paksakan dirimu,kumohon " ucapnya sedikit menasehati tuannya tersebut
" tadi kubilang kalau aku lapar, aku akan segera kembali " Ryan memakai masker mulutnya,
" tunggu, sejak kapan kau mulai memakan manusia? " tanya Brownies lagi 
" Sejak aku memakan tubuh ayahku " Jawab Ryan lalu pergi .

   'terakhir terlihat, ia ada digubuk reot disudut kota' .
Detektif Al menatap pesan yang dikirimkan di ponsel nya berikut lokasinya, ia tersenyum lalu membenarkan kerah jas panjangnya .

   'Jejak kaki, otak yang berceceran, dan bekas darah seperti tubuh yang diseret pergi, bagus sekali ' batin Al saat tiba didalam gubuk tersebut, ia menemukan sebuah kapak dan menggunakan senter untuk menatap sekeliling , hingga sebuah tulisan di dinding yang menarik perhatiannya, 
' NOT ME ! ' 
" Got You " gumamnya lalu memfoto tulisan tersebut juga jejak yang ia lihat,kemudian mengambil beberapa sample disana .

{Smith}
   Ryan menatap papan nama keluarga tersebut didepan sebuah rumah yang cukup besar, terlihat sebuah CCTV yang menghadap ke gerbang tempat ia berdiri namun butiran salju sedikit menutupi kamera tersebut, Ryan pun menghilang .

   " Kakak ! ayo temani aku bermain lagi ! " 
" Sudah cukup David ! waktunya tidur ! " 
Ryan mendengar percakapan antara 2 orang anak laki-laki diruang tengah,  suatu kesalahan mereka membiarkan pintu depan tak terkunci sehingga Ryan dapat masuk dengan mudah dan bersembunyi dilorong sana, 2 anak tersebut masih bertengkar, kemana orang tua mereka?
Ryan tersenyum dibalik maskernya dan mengeluarkan pedangnya, namun ia mendengar suara jeritan dari lantai atas, Ryan menatap ke langit-langit lorong dan mendapati sebuah CCTV yang menghadap ke dirinya 'sh*t' gumamnya, ia pun langsung berpindah tempat sesaat sebelum seorang pria turun membawa senapan .
" SIAPA DISANA?! " teriak pria tersebut, hening .. 
Ia berdiri melindungi kedua anaknya yang kini memeluk kedua kakinya, dari belakang ia merasakan hawa panas di tengkuknya..
" it's Not Me .. " 
CRAT !
Ryan berdiri tepat dibelakangnya dan menikam dada pria tersebut dengan pedangnya.
" PAPA ! " raut wajah kedua anak tersebut berubah pucat dan mulai menangis,
" Ahk..naik ! sembunyi di mama ! " gumam pria tersebut, mereka pun langsung berlari menaiki tangga, Ryan menatap mereka sesaat dan kembali fokus dengan pria didepannya, " kau punya anak yang lucu " gumam Ryan, ia memainkan pedangnya yang masih menancap ditubuh pria tersebut,lalu mencabutnya .
" Mmh..darahmu lezat ~ " 
Ryan menjilat darah yang menempel di pedangnya, 
" kau..monster.. " pria tersebut berusaha berdiri dan mengarahkan senapannya ke Ryan,
DOR ! 
Crak ..
   " Sayang sekali kau tidak ahli menggunakannya " Ryan menghindar ketika peluru senapan tersebut mengenai vas dibelakangnya, hening sementara begitu pria tersebut menunduk menahan rasa sakit di dadanya .
" Kenapa diam? kau tidak ingin membunuh monster ini ? " tanya Ryan,
" kau..menghancurkan kebahagiaan..keluargaku.." gumam pria tersebut,
" keluargaku hancur dan itu membuatku bahagia " jawab Ryan, 
" Kau - " 
CRAT !
" A-AARGHH !! " teriakan histeris menggema di ruangan tersebut, setelah Ryan menebas tubuh pria tersebut menjadi 2 bagian dan menampilkan organnya yang terburai, 
" aku lapar, dan keluargamu terlihat lezat, tuan Smith " Ryan menarik keluar organ pria tersebut dan membuka maskernya .

   Al terus mengikuti jejak yang ia temukan, ia menerobos hujan salju yang masih turun menutupi kota terkutuk tersebut, sejujurnya disudut kota masih banyak pemukiman, karena disana dekat dengan perbatasan kota sebelah yang memberikan mereka akses untuk melindungi diri jika kondisi tidak memungkinkan . Dan di sebrang kota itu pula, merupakan daerah kediaman detektif tersebut, ia membuka ponselnya dan menatap foto keluarga disana,
" ayah janji akan pulang " gumamnya.
DOR ! 
Ia tersentak begitu mendengar suara tembakan beberapa blok dari sana, ia pun langsung berlari mengejar sumber suara tersebut.

   "  MAMA ! " kedua anak tersebut memeluk erat sang ibu diatas kasur saat mereka mendengar suara teriakan histeris dari lantai bawah, 
" tenanglah, papa akan melindungi kita " gumam sang ibu, mereka bisa medengar suara langkah kaki mendekati kamar tersebut, kemudian berhenti .
Tok Tok Tok..
" tolong bukakan pintunya, ini papa " terdengar suara yang sangat khas dari depan sana,
" papa ! " si bungsu langsung berlari membukakan pintu yang dikunci tersebut .
Sret..
" Papa ! pa- " 
DOR ! 
   senapan yang sama ditembakan ke arah lampu diatas dan membuat ruangan menjadi gelap gulita,
" No..Not Him " Ryan membuka maskernya,
" sayang, kemari ! " sang ibu menarik si bungsu tersebut ke pelukannya.
" tolong jangan..apa yang kau lakukan pada suamiku.." sang ibu memohon didepan Rryan, Ryan terdiam sesaat sembari menatap kedua anak tersebut
.
.
" tapi aku masih lapar " 
.
To Be Continue ~

Rabu, 11 April 2018

GENERASI MICIN VS GENERASI IDIOT

Adegan berbahaya! Jangan ditiru!

Manusia adalah makhluk yang diberi akal, serta pikiran. Akal dan pikiran apa bedanya ya? hahahaha...

Maaf nih sebelumnya. Karena udah jarang update dan lama enggak ngeblog. Aku sibuk kerja, dan pulangnya malam. Jam 1 malam tidur, sampai jam 11. Lalu kerja siang, dan pulang jam 1 lagi. Enggak ada waktu buat ke warnet ataupun ngeblog. Buat buka facebook aja enggak.



*back to Story

Hari ini, hari Kamis, siang pukul 11:26, aku sedang mengetik dan untungnya ada kesempatan untuk ngeblog.

Pukul 9 itu, aku mau nyari baterai hape, untuk hape lama, pemberian tanteku, yang enggak bisa nyala. Ya iyalah, baterainya udah gembung.

Masuk angin mungkin.

Nah... aku udah cari kemana2, ke konter mana pun aku cari, udah kesana-kemari, enggak ketemu2. Udah enggak ada yang jual. Mungkin yang ada di dalam pikiran si mbak atau mas nya, "Hari gini masih pakai hape jadul.".

Padahal sekarang udah jamannya android.

Ya enggak? Iyaaaaaaa..!1!1!1!1!1!

Nah, aku kesal nih. Udah beli card rider, malah enggak berfungsi.

Anjir !1!1!1!1!1!1!

-

Ingatkah kalian dengan salahsatu quotes dari sang ilmuwan yang pernah hidup dan tinggal di dunia ini?

Lupa ya?


Nih aku ingatin...
Semoga kalian ingat dan tau apa maksudnya ya :)



Kurang besar?


Nah, udah...

Soal bahasan baterai itu, anggap aja itu salahsatunya.
Saya bisa saja membeli android, tapi saya enggak mau.
Alasannya?

Ya karena quotes sang ilmuwan tersebut :)

-


Hari gini masih SMS-an?

Apa kata dunia?
wkwkwkwk...

Ngomong2, bedanya generasi micin dan generasi idiot apa ya?


Minggu, 01 April 2018

KENAPA BAU BAWANG?


Kenapa sih disebut bau bawang?
Aku sendiri enggak tau kenapa disebut bau bawang.

Aku sendiri bukanlah Wibu. Aku hanyalah manusia biasa, yang suka nonton anime. tapi anime enggak senang ditonton saya.


Setiap orang memiliki masing2 hobi. Ada yang suka membaca, menulis, menonton, dan ada juga yang hobinya cari masalah.


Aku hobi membaca, dan juga menulis. Menonton, juga, walaupun sekarang udah jarang nonton. Yang jarang aku nonton film2 Jepang, kalau anime, masih sering. Itu juga anime yang menurutku bagus dan aku suka aja.

Kalau film, aku suka. Apalagi yang ada kode2nya. Kayak JYP-211, YYU-87. Itu juga udah enggak lagi.

Jangan ditanya kenapa. :D

Hahahahahaha....
Uhuk uhuk uhuk...

Back to story*

Aku punya teman, yang punya waifu. Tapi dia mengaku bukan VVIBU. Dia mengaku, "Aku cuma manusia biasa.".

"Kok punya waifu? Kok bau bawang?" tanya temanku satu lagi, yang emang kritis banget orangnya.
Aku diem2 aja. Cari aman, dan masih sayang nyawa.
Malas juga berdebat. Apalagi dengan orang yang pikirannya dangkal.

Buang2 waktu aja kan ya?

"IYAAAAAA."
Oke. Thank you. :)

-
-

Aku udah cari "Bau bawang" di google, dan hasilnya seperti ini :


Salah ya?

Aku cari lagi nih, dan ini hasilnya :



Alhamdulillah dapat. 

Jadi seperti itu ya, kenapa disebut bau bawang. 

-
-


Sekian dari aku, terima gaji :)



JANGAN MAU JADI JOMBLO


Kata temanku, "Kau udah jomblo berapa tahun, do?". Kujawab, "Udah 2 kehidupan.".

Sejak umur 19 tahun, aku jomblo. Sempat PDKT, tapi baru 1 minggu, ternyata dia hode. Aku tau kalau dia hode, dia enggak tau kalau aku tau kalau dia itu hode.

Namanya .. sebut saja Bunga.
Hari keempat PDKT, lewat facebook dan LINE, chatingan dan ngobrol seru, aku minta nomor hapenya karena paketku sekarat. Dia balas, "Aku enggak hapal.".

Kuminta catat dulu di kertas, baru ketikkan, dia beralasan, "Enggak ada di kontak.".

Hari kelima, temanku bilang, "Hode kali.". Kubilang pada temanku, "Emang, gblk.".

"lah, kau yang gblk. Udah tau hode, masih juga kau chatingan sama dia."

Aku tertawa2, "Justru karena dia hode, aku mau ngerjain dia balik.".


Hari ketujuh, hari itu hari kamis. Aku ngerjain dia.

Aku bilang dengannya aku lagi di kota tempat dia tinggal. Lagi liburan, alasan aku. Padahal aku masih di Pekanbaru.

Jadi kemarin2 itu dia bilang dia lagi di Pekanbaru buat ke rumah neneknya. Aku ajak ketemuan, dia beralasan, "Enggak bisa keluar. Mama ngelarang.". Aku paksa, "Aku yang ke rumah deh.".

Dia tetap nolak.

Malam hari, jam 12, itu mau ngajak dia minum bandrek atau sekoteng. Pas aku chatingan dengan Bunga, teman nanya, "Siapa? Pacar?".

"Bunga." jawabku. "Yang kemarin2 juga."
Itu hari ke-2, aku baru kenal Bunga.

Kembali ke cerita*

Dia benar2 panik, karena aku emang udah tau alamat dia di kota tempat dia tinggal. Kayaknya sih bukan alamat palsu, soalnya temanku yang satu kota dengan dia, aku minta tolong buat memastiin kalau alamat itu enggak palsu.

Benar2 deh, dia panik bet.

Hahahahaaha....

Singkat cerita, 3 bulan chatingan lewat LINE, kami lose kontak. Hapeku rusak, dan dia kayaknya udah ngeblock aku.

Di facebook juga aku enggak bisa nemuin facebooknya. Udah pakai facebook teman, juga enggak bisa.

Lalu temanku yang dari luar kota, waktu itu aku lagi kuliah soalnya, di Universitas Lancang Kuning, "Kau mau cewek enggak, Do? Ada nih cakep. Teman satu kampung aku di ***** ( maaf sensor, enggak mau disebutin )."

Aku bilang aja enggak mau, soalnya aku mau fokus kuliah.

3 bulan kemudian aku berhenti kuliah.

Lalu aku jadi bahan bully-an teman kampus, "Mana cewek kau, do? Enggak malu kau jadi jomblo?".

Aku diam, dan hanya tertawa-tawa.


-
-
-


"Jangan mau jadi jomblo, do. Cari pacar sana."
Kata sepupuku.