Namanya Bobby
Adhyatsa, dia adikku paling kecil, nomor lima. Nama yang bagus bukan?
Suatu hari, aku
lupa hari itu hari apa, tapi yang jelas aku waktu itu lagi diare dan sudah
buang air besar empat kali. Jadi hari itu, ia bertanya denganku, "Bang
Arie, cerita abang dah jadi buku, bang?".
Mendengarnya
ingin rasanya aku menangis.
Dari semua
anggota keluargaku hanya dia yang mendukung dan selalu bertanya "Gimana
cerita abang?" dan dia yang paling mengerti dengan keinginan aku yang
ingin menjadi seorang penulis.
Cuma aku belum
beruntung dan bisa membukukan ceritaku.
Ia anak yang
pintar, cepat menangkap sesuatu, cuma ia sedikit agak nakal dan susah
diberitahu. Diberitempe gampang.
Tepat hari
ini,tanggal 31 Oktober 2019, ia berulang tahun, yang aku lupa yang keberapa.
Hehehe.. Serius, aku lupa.
Tanggal 19
Oktober 2019 kemarin adikku yang nomor empat juga berulang tahun, dan adikku
yang nomor dua datang membawakan kue, juga kado. Ia ikut merayakan juga. Dan
hari ini, ia ingin juga ulangtahunnya dirayakan, walaupun tidak harus mewah,
yang penting ada kue dan kado.
Cuma karena aku
lagi berusaha dan berjuang menjadi seorang penulis, ngeblog, ngewattpad dan
lain-lainnya, aku juga sekalian lagi cari kerja lagi, pagi sampai sore jam 3
aku juga jualan di kantin di sekolah dekat rumah, aku belum bisa beliin kue dan
kado.
Kalau tahun lalu
aku bisa beliin kue dan hadiah.
Aku sedih.
Apalagi ketika ia diprovokasi, diejek-ejek dan dipermainkan sampai ia nangis
tersedu karena ulangtahunnya tidak dirayakan dan tidak ada kue apalagi kado.
Di meja makan,
sambil nangis tersedu dan makan, ia kubujuk agar berhenti menangis dan tetap
tegar, juga jangan sampai terprovokasi sama perkataan adikku yang nomor tiga
juga oomku.
Ya namanya juga
anak-anak, pasti ingin hadiah dan kue di hari ulangtahunnya.
Jujur, aku
menangis ketika kembali mengingat ia selalu bertanya denganku, "Cerita
abang dah jadi buku?". Bahkan ketika aku mengetik cerita ini di warnet,
sedikit air mataku keluar. Ingin menangis kencang, malu sama anak-anak yang ada
disebalah kiri dan kananku.
Bobby anak baik,
Bobby anak pintar.
Kalau abang sudah
jadi penulis benaran, abang beliin Bobby sepeda, sepatu baru dan tas baru.
Abang ajak juga Bobby ketemu sama bang Mael ( Maell Lee ).
Bobby kan bukan
kaleng-kaleng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar