Gimana rasanya punya pasangan yang satu frekuensi? Menurut kalian enak atau enggak?
*
Hallo, all, selamat pagi, salam sejahtera buat kita semua. Baik yang masih bernafas atau pun yang sudah makan buryam tapi makannya enggak diaduk pagi ini.
Dulu aku sering punya pacar yang sefrekuensi. Punya pacar yang sefrekuensi itu ada enak dan ada juga enggak enaknya.
Tpi lebih banyak enggak enaknya.
Enaknya, kalo kemana2 gampang. Dah enggak perlu mikir2 lagi mau kemana karena satu hobi. Dan enggak enaknya.. nah ini yang mau kubahas.
Aku pernah punya pasangan yang kami sama2 suka baca komik, tapi enggak bertahan lama karena ternyata dia main belakang. Dia ternyata dah punya pacar. (Ternyata aku cuma selingkuhannya. 😑 )
Aku pernah juga punya pasangan yang sama2 suka nntn anime. Okeh, anime, tapi animenya apa dulu nih. Ternyata suka nntn anime yang ada adegan cowok lawan cowok. Bukan naruto versus sasuke adu cidori dan rasenggan, tapi adu pedang. Fujoshi kronis, bukan akut lagi. Kalo akut masih bisa ditoleransi. Ini kronis.
Baru seminggu, selesai dah.
Aku pernah lagi punya pasangan yang sama2 suka baca dan nulis. Kebenaran aku suka nulis (kamu aku juga suka 😉 *yang cowok knapa senyum2? 😡 )
Tapi dia baca novel full cinta2an dan selera humor kami enggak sama. Sedih bat. Nulisnya juga udah sama, tapi pas dia membaca ceritaku dia berkomentar, "coba kamu nulis yang cinta2an, full. Kayak ***, **** ****, dan (ya itulah). Pasti rame yang baca.".
Kami pun berakhir karena pertanyaan, "Kita kapan?" setelah dia memberitahu katanya sepupunya baru aja dilamar dan bakal nikah.
Entah jawaban aku yang salah apa emang dia yang enggak sabar menunggu. Pdhal aku dah konsisten sama dia.
Aku pernah punya pasangan yang enggak suka kucing. Katanya kucing itu hewan jorok. Aku jga baru tau setelah di rumah dia enggak ada hewan berbulu lembut tsb. Aku tanya, "Kamu di rumah enggak pelihara kucing?", "Ada di dalam, tapi papa, mama sama adek2 aku yang ngerawat. Aku enggak.".
Hewan jorok, tambah dia.
Padahal kucing salah apa? Mereka kan lucu. 😭
And then, last, (sebenarnya masih ada lagi), waktu itu aku pernah punya pasangan yang suka baca dan nulis lagi. Okeh, dia suka. Cuma dia lebih suka hal2 yang berbau horor. Aku suka juga, tapi aku kalo soal horor seringnya berlebihan.
Enggak takut sih. Karena yang aku takutkan cuma sama Allah SWT. (Sama ulat bulu juga, eh, lebih ke geli sih, bukan takut.)
"Nanti aku tulis, kamu baca ya." kata aku.
Dia jawab, "Enggak, aku takut. Apalagi kalo bacanya malam2."
"Bacanya pagi2 atau siang2."
"Boleh juga."
( Kok baru ngeh? )
Akhirnya aku buat, enggak dibaca2 dia. Aku tanya soalnya. Aku jd bingung dah. Aku jalanin, eh, tau2 dia ngajak putus.
*
Serius, pacaran sefrekuensi itu lebih ada enggak enaknya. Menurutku.
Mantaapp brooo
BalasHapus