Assalamu alaikum Wr. Wb
Happy new year dan
Selamat Natal, bagi yang merayakannya.
Mungkin agak telat saya
mengucapkannya. Namanya juga hidup apa adanya. ( Certitanya panjang. )
Yaahhh.. setelah sekian
lama enggak ngeblog, kok rasanya beda ya? Rasanya itu seperti nonton drama
Korea Selatan, tapi terkesan seperti Korea Utara. Serius, beneran.
Bagi saya hidup itu
penuh drama. Bukan drama Korea, tapi drama yang India.
Sama seperti cerita
saya yang ke-8. WOW! 8?
Alhamdulillah saya udah
menyelesaikan cerita ke-8 saya. Selesainya udah lama sih, di tahun 2017 dan ..
ya… itu karena alasan keuangan. Saya enggak punya printer, dan keuangan saya
sedang kritis.
Singkat cerita, judul
cerita ke-8 saya adalah “Korban Drama”. Belum saya print sih. ( Ketika tulisan
di blog saya ini saya ketik. ). Insya Allah mungkin saya print, besok pagi. (
Selasa, 23 Januari 2018. ). Alhamdulillah udah dapat rejeki. Tidak banyak tapi
cukup, Alhamdulillah.
Dari ke-8 cerita saya,
belum ada satu pun yang jadi buku. WOW!
Keren?
Ketika saya pergi ke
suatu kota, untuk menemui saudara ataupun sepupu jauh saya, saya selalu berkata
pada mereka, “Aku penulis.”, padahal saya belum punya buku. Pacar juga enggak
punya. ( Kok jadi malah curhat ya? )
Hingga suatu hari saya
berpikir, “Aku penulis ya?”. Saya rasa, saya bukan penulis. Saya adalah
seseorang yang ingin menjadi seorang penulis.
Suatu hari juga, adik
saya bertanya, “Cerita abang udah ada diterima?”. Saya tidak bisa menjawab.
Saya pikir saya bodoh,
menunggu hal yang enggak pasti, padahal udah berusaha sekeras mungkin. Walaupun
enggak sekeras batu, dan sekeras pikiran orang bodoh yang setiap perkataan
orang lain selalu masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.
Saya pikir, saya bodoh.
Ya, saya bodoh.
Hingga suatu hari, saya
menonton salahsatu film, yang langsung meluluhkan hati saya.
Saya pikir, “Aku mau
jadi penulis.”. WOW!
Saya bingung, mau jadi
penulis kok malah plin-plan ya?
Padahal saya mau jadi
penulis, tapi saya terkadang suka malas menulis. Dulu ya, dulu. Sekarang sudah
enggak malas lagi.
Orangtua saya pernah
berkata pada saya, “Kau mau jadi apa? Mau kau kasih makan apa anak orang
nanti?”.
Di dalam hati ini aku
berkata, “Emang ada yang mau sama aku? Aku kan jelek.”. Lagipula, aku takut
sama perempuan, cewek lah bahasa anak mudanya. Cabe2an? Maaf, saya enggak mau
nikah sama cabe2an.
Saya takut nikah.
Oke, saya mau jadi
penulis, itu untuk kebahagiaan saya, orangtua saya dan adik2 saya. Begitu juga
untuk nenek, yang udah berada di surga sana. Menikah? Hahahaha… -_-
-
Hingga hari ini saya
masih bertanya2, “Saya ini penulis atau bukan ya?”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar