Pekanbaru, 29 Maret 2022
Cerita Dewasa Itu Benar Enggak Sih?
Sebelumnya aku
mau minta maaf, mungkin kalian salah perngertian karena judul lalu ngeklik
cerita/tulisan yang aku buat ini. Tapi aku juga berterimakasih karena kalian
sudah ngeklik cerita/tulisan yang aku buat ini.
SELAMAT MEMBACA J
Temanku pernah
memperlihatkan padaku sebuah mim atau yang sering kita sebut meme. Meme itu
berisi tentang ”Dipaksa menjadi dewasa karena keadaan.”.
Kenapaaku
mintamaaf diawal cerita/tulisanku ini?
(Tadinya sih mau
minta uang. Hahahaa…)
Yang ingin aku
bahas itu ”dewasa”, menjadi dewasa. Bukan cerita dewasa, melainkan cerita
tentang kedewasaan.
26 tahun umurku (28
April 2022 nanti) tapi aku masih merasa belum dewasa. Bukan karena aku belum meraih
mimpi dan cita2ku, belum menjadi siapa2 dan gagal diusia 25 tahun. Melainkan karena
memang aku merasa masih anak2. Bukan juga karena ”Walaupun kelak anak laki2 telah
menikah, ia tetaplah menjadi milik ibunya. Sedangkan perempuan tidak, ia akan menjadi
milik suaminya.”. Serius, karena memang masih anak2. Walaupun aku sudah mengalami
mimpi basah diumur 15 tahun, dikhitan (sunat) dan pipisku sudah lurus.
Aku pernah debat
dengan beberapa orang teman, ”Apa itu dewasa?” tanyaku.
Jawaban mereka
random, tapi ada satu jawaban yang aku suka dan tak bisa aku sanggah.
Jawabannya begini, ”Merelakan dan menerima yang Tuhan berikan padaku. Baik itu
musibah, rezeki dan cobaan.”. Disambung dan diakhiri dengan ”Jangan pernah
mengeluh, tetap berusaha dan disertai berdoa.”.
Ada satu jawaban
lagi yang aku suka sebenarnya, tapi aku sanggah. Tak sepenuhnya aku menyukai jawabanitu.
Namanya juga debat, pasti seringnya berbeda pendapat. Bunyi jawabannya seperti ini,
”Ketika kita sudah membeli dan mendapatkan apa yang kita inginkan dengan segala
usaha dan kerjakeras kita sendiri. Dengan keringat kita sendirilah intinya tanpa
bantuan siapapun.”
Alasan aku tak begitu
menyukai jawaban ini karena aku percaya Tuhan akan memberikan apa yang kita
butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Namun jika memang yang kita inginkan
ternyata adalah sesuatu yang kita butuhkan dan kita memperjuangkannya, mungkin
saja Tuhan berkata, ”Why not? Nih aku
kasih.” gitu.
Orang2 banyak
yang mengaku diri mereka sudah dewasa. Sudah menikah dan menghidupi keluarganya,
”Aku sudah dewasa.”. Mendapatkan pekerjaan tetap dan gaji UMR bahkan lebih,
”Aku sudah dewasa.”. Pergi kemana pun yang diinginkan dengan uang sendiri
apalagi ke bioskop nonton sendirian, ”Aku sudah dewasa.”. Sudah membeli sesuatu
yang diimpikan dan diinginkan selama hidup, ”Aku sudah dewasa.”. DLL.
Buatku ya bebas.
Tersersah mereka. Itu hak mereka. Karena itu semua kembali ke diri kita masing2
tentang bagaimana kita mengartikan bagaimana cara menjadi dewasa dan apa
definisi dewasa itu. Setiap orang memiliki prinsipnya masing2.
Lalu, apa
definisi ”dewasa” menurutku?
Sudah pernah
kubahas dua kali diblog ini sebenarnya. Hehe…(tapi bahas lagi deng.)
Intinya buatku, don’t over thinking. Terima apa yang
sudah menjadi takdir kita, jangan mengeluh dan jangan suka menyalahkan orang
lain. Perjuangkan apa yang seharusnya sudah menjadi tanggungjawab kita, apa
yang kita impikan dan inginkan. Jangan terlalu berharap dengan sesama manusia.
Dan satu lagi,
cintai ususmu, minum Yakult setiap hari.
Seeyou, guys. J
Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar