Kamis, 31 Maret 2022

Cerita Dewasa Itu Benar Enggak Sih?



Pekanbaru, 29 Maret 2022

Cerita Dewasa Itu Benar Enggak Sih?

Sebelumnya aku mau minta maaf, mungkin kalian salah perngertian karena judul lalu ngeklik cerita/tulisan yang aku buat ini. Tapi aku juga berterimakasih karena kalian sudah ngeklik cerita/tulisan yang aku buat ini.

SELAMAT MEMBACA J

Temanku pernah memperlihatkan padaku sebuah mim atau yang sering kita sebut meme. Meme itu berisi tentang ”Dipaksa menjadi dewasa karena keadaan.”.

Kenapaaku mintamaaf diawal cerita/tulisanku ini?

(Tadinya sih mau minta uang. Hahahaa…)

Yang ingin aku bahas itu ”dewasa”, menjadi dewasa. Bukan cerita dewasa, melainkan cerita tentang kedewasaan.

26 tahun umurku (28 April 2022 nanti) tapi aku masih merasa belum dewasa. Bukan karena aku belum meraih mimpi dan cita2ku, belum menjadi siapa2 dan gagal diusia 25 tahun. Melainkan karena memang aku merasa masih anak2. Bukan juga karena ”Walaupun kelak anak laki2 telah menikah, ia tetaplah menjadi milik ibunya. Sedangkan perempuan tidak, ia akan menjadi milik suaminya.”. Serius, karena memang masih anak2. Walaupun aku sudah mengalami mimpi basah diumur 15 tahun, dikhitan (sunat) dan pipisku sudah lurus.

Aku pernah debat dengan beberapa orang teman, ”Apa itu dewasa?” tanyaku.

Jawaban mereka random, tapi ada satu jawaban yang aku suka dan tak bisa aku sanggah. Jawabannya begini, ”Merelakan dan menerima yang Tuhan berikan padaku. Baik itu musibah, rezeki dan cobaan.”. Disambung dan diakhiri dengan ”Jangan pernah mengeluh, tetap berusaha dan disertai berdoa.”.

Ada satu jawaban lagi yang aku suka sebenarnya, tapi aku sanggah. Tak sepenuhnya aku menyukai jawabanitu. Namanya juga debat, pasti seringnya berbeda pendapat. Bunyi jawabannya seperti ini, ”Ketika kita sudah membeli dan mendapatkan apa yang kita inginkan dengan segala usaha dan kerjakeras kita sendiri. Dengan keringat kita sendirilah intinya tanpa bantuan siapapun.”

Alasan aku tak begitu menyukai jawaban ini karena aku percaya Tuhan akan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Namun jika memang yang kita inginkan ternyata adalah sesuatu yang kita butuhkan dan kita memperjuangkannya, mungkin saja Tuhan berkata, ”Why not? Nih aku kasih.”  gitu.

Orang2 banyak yang mengaku diri mereka sudah dewasa. Sudah menikah dan menghidupi keluarganya, ”Aku sudah dewasa.”. Mendapatkan pekerjaan tetap dan gaji UMR bahkan lebih, ”Aku sudah dewasa.”. Pergi kemana pun yang diinginkan dengan uang sendiri apalagi ke bioskop nonton sendirian, ”Aku sudah dewasa.”. Sudah membeli sesuatu yang diimpikan dan diinginkan selama hidup, ”Aku sudah dewasa.”. DLL.

Buatku ya bebas. Tersersah mereka. Itu hak mereka. Karena itu semua kembali ke diri kita masing2 tentang bagaimana kita mengartikan bagaimana cara menjadi dewasa dan apa definisi dewasa itu. Setiap orang memiliki prinsipnya masing2.

Lalu, apa definisi ”dewasa” menurutku?

Sudah pernah kubahas dua kali diblog ini sebenarnya. Hehe…(tapi bahas lagi deng.)

Intinya buatku, don’t over thinking. Terima apa yang sudah menjadi takdir kita, jangan mengeluh dan jangan suka menyalahkan orang lain. Perjuangkan apa yang seharusnya sudah menjadi tanggungjawab kita, apa yang kita impikan dan inginkan. Jangan terlalu berharap dengan sesama manusia.

Dan satu lagi, cintai ususmu, minum Yakult setiap hari.

Seeyou, guys. J

Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar