Minggu, 22 Januari 2023

BLOGGER : Kenapa Namanya "Bakso Kosong"?


 Assalamualaikum Wr. Wb

Salam sejahtera untuk saya, dan kita semua. Untuk para wibu, gamers dan bocil2 yang jago main lato2. Tapi jangan dibawa ke mesjid juga ya lato2nya. 

Semoga kita semua slalu dalam lindungan Allah SWT. Dipermudah segala urusan dan pekerjaan, serta diringankan masalahnya. Bukan cicilan motornya. ( Tau aja tanggal tengah nih aku. )

Pertama-tama, kedua dan ketiga, juga seterusnya, kita sama2 mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rezeki-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa menikmati internet untuk membaca cerita di blog yang biasa2 aja ini, yang tidak memilik effort untuk kehidupan kalian. 

Kali ini aku mau membahas tentang "Bakso Kosong". 

Aku suka makan bakso. Khususnya bakso sapi. Kalau ayam, suka juga, tapi enggak begitu. Dulu aku suka makan bakso pakai nasi. Sebenarnya sampai sekarang juga. Cuma sudah jarang, karena nasi di rumah tanteku sering habis. Karena tanteku masaknya sedikit. Takut enggak habis dan mubazir, sebab anak2nya makannya sedikit dan agak pemilih. 

Sebenarnya siapa sih pencetus nama "Bakso Kosong" ini? 

Dulu aku menyebutnya "Bakso Bening". Ketika masih bekerja sebagai pramusaji/pelayan, banyak yang mengatakan "Bakso Bening", bukan "Bakso Kosong". Ada juga yang mengatakan "Bakso Tok". 

Biasanya anak2 nih yang makan. Karena orangtua mereka takut enggak habis, alias mubazir. Tapi ada beberapa pelanggan/pembeli yang sudah dewasa memesan "Bakso Kosong" untuk diri mereka. 

Alasannya?

"Ya terserah Mereka dong."

Mereka sudah makan di rumah, dan beberapa ada yang beralasan, diet. 

"Bakso Kosong" identik dengan Bocil dan makannya pakai garpu. Aku suka juga bakso. Apalagi kalau dibeliin. Biasanya aku kalau makan bakso di emperan Mall SKA, baksonya pakde, bakso pantai kata orang. Tapi aku enggak memesan "Bakso Kosong", melainkan bakso biasa, cuma bedanya mie kuning aja, tidak pakai mie putih. 

Pakai kerupuk cabe dua bungkus. 

Selain enak dan mengenyangkan, murah meriah pula. Murah tapi enggak murahan. Sesekali aku bungkus bawa pulang, untuk dimakan di rumah lagi. Biasanya aku beli bakso pakde setelah pulang kerja. 

Sekarang kan sudah enggak kerja. Gimana?

Beli juga. Karena aku sudah langganan sejak 2018, ketika masih bekerja di Cafe dan berjualan minuman Boba. Cuma bedanya dulu aku pergi makan bakso dengan cewek, bukan pacar, tapi kenalan. Enggak seagama, tapi serasa. Enggak jadian juga. 

*

Kalau kalian nyebutnya apa? "Bakso Kosong" atau "Bakso Bening"? 
Kalau aku "Bakso Tok". 🙂☺️


Tidak ada komentar:

Posting Komentar