Rabu, 15 Maret 2023

BLOGGER : BERBAGI SAJADAH

 Assalamualaikum Wr. Wb 


Selamat malam dan salam sejahtera untuk saya dan kita semua. Semoga kita selalu diberikan kemudahan dalam menjalani segala urusan dan pekerjaan kita. Aamiin ya Rabb... 

Kali aku mau membahas sesuatu bahasan yang cukup serius. Malah bisa dikatakan sangat serius. 

Semuanya berawal dari ketika aku masih bocah dan pergi sholat Ied Adha dengan kakek. Waktu itu aku sangat ingat aku memakai stelan Koko/muslim kurta berwarna putih. Tak lupa peci berwarna putih, serasi dengan Koko/muslim yang aku pakai. 

Dari rumah aku membawa koran dan kakekku sajadah besar, yang biasa dipakai di rumah. Sehari-hari (ketika masih kecil) aku sering sholat ke Mesjid, pastinya Maghrib dan Ashar. Kalau yang lainnya sesekali. Karena memang (jujur) aku susah untuk bangun pagi, dulu. Beda dengan sekarang. Apalagi setelah masuk SMK. 

Alas koran aku bentang, lalu kakek membentang horizontal sajadah. Aku yang banyak tanya langsung bertanya (bukan langsung wisuda), "Emang boleh ya, Mbah (aku panggil kakekku dengan sebutan 'mbah')?". 

Sejak saat itu, aku selalu membentang horizontal sajadah, semisal orang di sebelahku tidak membawa sajadah. 

Jdi, temanku hari itu bertanya, "Emang boleh ya, Do?".

Aku sendiri enggak tau boleh atau enggak. Karena yang aku tau aku berbagi aja udah. Karena memang pas sujud, dahi (jidat) harus menempel dan tidak boleh ada sehelai rambut pun yang menghalangi. Aku pun juga bukan orang yang banyak ilmu agamanya, tapi cuma tau doang. 

Waktu itu aku jawab ke temanku, "Kalau kau ada di posisi orang itu dan kau merasa tertolong gimana?". 

Aku spontan aja jawabnya. Karena emang aku nggak tau mau jawab apa. Cetek banget ilmuku. 😭

Menurut kalian gimana? 

Buat yang non-muslim (yang baca ceritaku ini) aku monmaap, karena cerita dan bahasan kali ini agak lari ke agama. 😭 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar