Selasa, 02 Mei 2023

BLOGGER : #7 JELEK-JELEK PENULIS KELILING SUMBAR ( Sijunjung - Solok - Padang - Pariaman - Angso Duo - Puncak Lawang - Bukti Tinggi - Payakumbuh ) ft. Nongki Bacem ver 2.0

 

Aji - Ojak - Mardi - Ridho
📸 : Tumpukan Batu 
Lokasi : Puncak Lawang 25


* Bukit tidak rendah a.k.a Bukittinggi

Perjalanan meninggalkan Puncak Lawang menuju Bukittinggi terasa sangat menyenangkan, meski ada rasa sangat was-was dan memang harus berhati-hati. Karena rute yang kami lewati cukup terjal dengan turunan dan naikan yang curam, ditambah licin. Salah sedikit mengerem, bisa2 kami pulang hanya tinggal nama. 

Namun Alhamdulillah kami selamat dan sehat wal Afiat. Pemandangan di kiri dan kanan juga tampak sangat indah, karena memang seperti namanya, Bukittinggi. Tinggi!

Jalanan tampak licin, karena memang terdapat mata air di sekitar bukit yang melintasi jalanan beraspal. Jalannya juga kecil dan hanya cukup untuk motor. Bisa dikatakan kami lewat jalan tikus, yang memang diarahkan oleh mbak Google. 

Sempat kami bertemu dengan mbak2 naik mobil yang ingin ke Puncak Lawang dan bertanya jalan. Kami sempat meragukan apakah bisa mobilnya si mbak bisa melewati jalan yang ada di depan. Karena memang kecil dan cukup untuk satu mobil saja. 



Kami terjebak macet dan diarahkan entah kemana oleh bapak polisi yang menjaga. Namun kami tetap bersabar, karena memang kami berempat belum pernah melihat Jam Gadang secara langsung. 

Bisa dikatakan ini adalah perjalanan perdana Nongki Bacem ver 2.0, yang semua anggotanya belum pernah melihat batu Malin Kundang, Pantai Air Manis, Jam Gadang, nyebrang ke Pulau Angso Duo. Hanya Aji yang pernah mampir ke Mesjid Raya Padang. 


Akhirnya kami memutuskan untuk parkir di parkiran Mall. Karena memang susah cari parkiran yang dekat sekitaran Jam Gadang. Saya membuka mantel yang kami pakai dan membentangkannya agar airnya turun dan nyaman dipakai. Ojak memakai sepatunya, sementara saya pakai sendal yang sebelumnya saya beli di Naras. 

Setelah memastikan barang2 yang kami bawa sudah aman dan dibawa, kami berjalan keluar dan ...


.. apa yang selama ini kami lihat hanya di google, kalender, foto liburan orang lain (termasuk adik saya dan keluarga kami), sekarang kami sudah bisa melihatnya langsung, yaitu Jam Gadang. 

Memang hanya jam, tapi perjalanan untuk melihatnya sangat puas. Meski lelah dan harus bermacet ria, juga hujan2an. 

Mardi dan Aji langsung mengabari orang terdekat mereka, baik keluarga dan teman, kalau mereka sudah sampai di Bukittinggi. Sudah bisa melihat Jam Gadang juga. Saya dan Ojak ikut juga, walau hanya sebentar. 

Ojak - Ridho - Aji 
Mardi
Lokasi : Jam Gadang, Bukittinggi.

Ridho - Ojak - Mardi - Aji 

Masih dengan gestur tangan andalan kami. Terlihat siapa yang paling sumringah dari kami semua, yaitu Ojak. Saya sering melihat gambar Jam Gadang di foto milik adik saya, yang sekarang saya sudah bisa melihat langsung Jam Gadangnya. Meski telat, tapi puas. Karena hampir seluruh Sumbar kami taklukkan dengan Scoopy milik Ojak. Hehehe... 

Terkesan biasa saja, tapi wow untuk kami. Meski budget kami pas2an. 

Andai kami sempat ke Pagaruyung, namun karena harus dikejar waktu, kami memutuskan ke Payakumbuh dan menginap di rumah saudara Ibunya Ojak. 

Sebelumnya kami foto masing2. Saya hanya foto beberapa. Hehehe...



Sebenarnya ada foto lainnya, tapi saya hanya akan memasukkan beberapa saja ke dalam cerita. Jika ada yang heran, mana foto Aji, Ojak dan Mardi, jika mau saya akan masukkan di postingan selanjutnya ( setelah semua part selesai ). Hehehe... 

( Kali aja ada tim MTMA yang ingin menawarkan kami perjalanan jauh dan disponsori. Apalagi Honda. Kami naik Scoopy loh. Hehehe.. )

Sebelum memutuskan meninggalkan Bukittinggi, Ojak dan Aji menarik uang di ATM lagi. Untuk membeli oleh2 dan isi bensin menuju Payakumbuh. Sementara saya dan Mardi tidak. Saya masih ada dana dadakan dan Mardi pegangannya masih cukup. 

Ini benar2 perjalanan perdana kami yang mendadak, karena direncanakan hanya 1 hari 1 malam. Alhamdulillah nya kami punya tabungan dan pegangan. 

Ojak yang memang sudah bekerja, Aji juga bekerja, tapi dari rumah. Mardi yang baru saja selesai kontrak kerja dan saya yang sudah menganggur kurang 2 bulan lebih. Kami memiliki tabungan dan bisa memberi THR di setiap rumah yang kami datangi. 

Oh iya, satu lagi. Untung ingat.

Jelek-Jelek Penulis sudah sampai di Puncak Lawang.
📸 : Mardi

Jelek-Jelek Penulis sudah sampai Bukittinggi.
📸 : Mardi 

Jaket kebanggaan dan blog saya ini, saya benar2 perjuangkan. Demi orangtua, mimpi, cita2 dan motivator saya, Raditya Dika, dengan blog, film dan buku Kambing Jantan, akhirnya saya sampai di Sumbar. Alhamdulillah, sudah sampai Medan juga. Namun tidak sempat saya foto, karena hape saya rusak kameranya. 

* Rute terakhir 

Rute terakhir kami sebenarnya adalah Padang Mangateh, tempat peternakan sapi yang kata Aji bagus dan indah pemandangannya. 

Namun sayang, kami tidak diberikan izin untuk masuk. Karena sedang ada vaksinasi untuk hewan ternak disana. Jadi saya hanya bisa memoto dari luar saja. Memang indah sepertinya. 


Sore itu kami memutuskan untuk balik ke Pekanbaru. Sebelumnya kami membeli oleh2 untuk keluarga di Pekanbaru. 

Noted : 

Kami berpapasan dengan ambulan yang membawa ketiga korban tabrakan di Jalan Raya Kubang, yang kami tidak tau sebelumnya akan kejadian itu. Karena kami terlalu sibuk dengan Google Maps dan membatasi paket internet kami, karena keuangan yang menipis. 

Kami baru menyadarinya setelah beberapa jam tiba di rumah dan beristirahat. Aji mengabari kami dan kami sangat bersyukur, karena Allah SWT masih memberikan kami kesempatan untuk terus beramal dan beribadah kepada-Nya. 

Di lain sisi, kami mengucapkan Turut Berduka Cita atas korban yang bernama Annisa, Zahra dan Tomo. Semoga almarhumah dan almarhum ditempatkan di sebaik2 tempat dan dimaafkan segala dosanya. Diterima segala amal ibadahnya oleh Allah SWT, Aamiin ya Rabb... 

* Kenapa nama kami Nongki Bacem ver 2.0?

Nongki adalah sebutan untuk nongkrong. Sementara bacem adalah dagangan Aji dulu di tongkrongan yang paling sering kami beli. Namun setelah Aji memutuskan berhenti jualan bacem dan fokus jualan bandrek, kami sering menyindir Aji, hingga membuatnya kesal. 

Akhirnya Aji tutup usaha, karena bandrek dan dimsum ternyata tidak begitu worth it atas usahanya. 

* Kenapa ver 2.0?

Dulu saya pernah membuat grup, yang anggotanya bertiga, yaitu saya, Ojak dan Ridho Rasyid. Nama grupnya R2O, singkatan dari 2 Ridho dan 1 Ojak. 

Namun grupnya tidak bertahan cukup lama, karena Ridho Rasyid harus kuliah dan jarang nongkrong dengan kami. Alhasil kehilangan Ridho Rasyid digantikan oleh Mardi, lalu Aji. 

Nama awal adalah hanya 'Nongki Bacem' lu inisiatif saya berubah menjadi 'Nongki Bacem' ver 2.0'. 

Bonus : 

Lokasi : Rumah Mardi

Akhir kata, saya ucapkan terimakasih karena sudah membaca cerita perjalanan Nongki Bacem ver 2.0 menaklukkan Sumbar dengan Scoopy. 

Mohon maaf jika ada salah kata dan perbuatan dan semoga kita semua selalu diberikan kemudahan dalam menyelesaikan urusan dan pekerjaan kita semua. Buat yang belum kerja, semoga bisa segera mendapatkan pekerjaan. Yang udah dapat kerja, semoga bisa konsisten dengan pekerjaannya. 

Yang jomblo, segera dapat pasangan dan yang udah punya pasangan, semoga segera dipermudah segala urusannya untuk lanjut ke jenjang yang lebih serius. 

Wassalam.


Ttd, 



( Nongki Bacem ver 2.0 ) 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar