Link cerita di web resmi viva : http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/891585-sepenggal-cerita-naskahku-dan-hujan
Hari itu hari senin, hari horornya bagi murid sekolahan. Karena bagi mereka hari senin adalah hari dimana mereka harus bangun pagi-pagi sekali lalu mandi buat pergi ke sekolah dan melakukan apel upacara bendera. Padahal menurutku apel upacara bendera adalah hari untuk memperingati dan mengenang jasa2 pahlawan yang telah berkorban merelakan nyawa mereka demi kemerdekaan Negara kita yang tercinta ini, Indonesia. MERDEKA!!!
Walaupun dulunya sih aku sering telat bangun pagi dan gak sempat ikut apel upacara bendera di sekolah. Sering banget, hampir 40% lah selama aku masih jadi anak sekolahan.
Sama seperti dulu juga, aku masih saja sering bangun siang. Biasanya aku jaga warung ibuku pada siang hari sambil memikirkan ide cerita buat aku ketik diblogku ( Jelek-Jelek Penulis ). Ketika cerita sudah jadi, biasanya naskahnya aku lipat, lalu aku simpan di saku celanaku. Bukan di saku celana ayahku, walaupun aku dan ayahku sama-sama pakai celana.
Biasanya aku mendapat ide menarik buat ceritaku ketika sedang ada waktu senggang. Karena biasanya ibu2 belanja kebanyakan pada sore hari. Di siang hari mereka lebih banyak menemani suami mereka di rumah untuk makan siang, ataupun di ... yah kayaknya gak perlu dijelasin lebih jelas, privasi masing-masing ibu-ibu ini mah pasti.
Jaga warung? Iya jaga warung, aku adalah blogger yang saat ini sedang sibuk-sibuknya jaga warung dengan ke-2 saudaraku, kadang sendirian. Siang hari aku menggantikan ibuku karena ibuku pagi hingga siang jam 12. Seenggaknya ibuku bisa istirahat hingga menjelang maghrib dan beraktivitas kembali.
Dan senin siang hari itu, aku sudah selesai menulis naskah buat ditulis di blog, maklum saja krisis internet dan laptop mengharuskan aku untuk menulis naskah dulu baru diketik di warnet. Sudah selesai menulis, aku simpan di saku celanaku. Sore jam 4, aku ingin pulang sebentar untuk mandi karena sejak kemarin siang aku belum mandi. Jalan kaki, karena motorku dipakai ayahku bekerja. Hujan turun tiba-tiba, awalnya tidak begitu deras, akhirnya tambah deras. Jarak dari warung dan rumah cukup jauh dan memakan waktu 15 menit kalau jalan kaki.
Aku berlari, terus, terus, terus, dan tanpa aku sadari sudah sampai di rumah. Baju basah, celana basah dan rambut basah. Mandi, lalu ... aku teringat sesuatu. "NASKAH!!!"
Sial, basah. Tapi yang namanya usaha pasti tidak ada batasnya, aku balik lagi ke warung yang disana masih ada adikku yang masih duduk di bangku warung, bukan bangku sekolah karena jam 12 dia sudah pulang.
Aku duduk lagi, aku ambil pena, kertas HVS yang sering aku bawa-bawa dalam plastik, aku duduk sejenak dan akhirnya ... "DAPAT!". Aku tulis lagi cerita yang lebih menarik dari cerita yang sebelumnya sudah aku tulis di kertas yang basah karena hujan. Walaupun cerita yang baru tidak semenarik cerita sebelumnya. Padahal cerita sebelumnya itu cukup memotivasi dan menginspirasi banyak orang.
apel dan upacara itu menurutku beda, kenapa ditulisnya apel upacara?
BalasHapusmaaf sok tau.