Sabtu, 28 Desember 2019

BLOGGER : ORANGTUA HARUSNYA MENDUKUNG DAN MENSUPPORT, BUKAN MENGHALANGI.



Waktu itu, aku bertemu dengan salahsatu temanku yang nasibnya hampir sama denganku. Cuma bedanya dia lahir dari keluarga yang berada ( kaya raya ), serba kecukupan dan ya pokoknya gitulah.
Kubilang senasib denganku, hampir, coz, kami sama2 enggak dibolehin pergi jauh2. Kayak kuliah di luar kota ato kerja di luar kota.

Temanku nganggur 1 tahun setelah lulus, lalu ingin kuliah di UI. But, tetapi, ortunya enggak membolehi. Kakak dan abang2nya juga enggak dibolehi. Ada yang ingin di UGM, ITB, IPB, ya pokoknya kuliah di luar kota.

Jadi mereka 4 kakak beradik kuliah di dalam kota semua ( Pekanbaru ). Temanku kuliah di Universitas Swasta yang juga sama denganku, tapi kami beda jurusan. Aku jurusan Pekanbaru - Medan dia Medan - Pekanbaru. Hehehe.. becanda ah.

Dia jurusan hukum, sedang aku jurusan teknik sipil.

Dia sih mendingan, sampe semester 4, abis itu pindah ke Bandung sekarang. Biarpun swasta, tapi tetaplah dia akhirnya dia bisa kuliah di luar kota dan mandiri. Dia kuliah sambil kerja. Keadaan dia sekarang, i dont know. Aku udah lama enggak kontakan sama dia. Efbi pun aku jarang main lama2. Cuma ngeshare2 doang.

Nah!! Aku masih disini2 aja. Kuliah cuma sampe 2 semester. Terus tetap aja enggak dikasih izin ke luar kota buat merantau atopun kerja di luar kota. Kuliah? I dont know.
 Aku pengen kuliah di luar kota, Jakarta ato Bandung. Sebab, aku sih udah merasakan jauh dari ortu dan cari uang sendiri.
Bukannya sombong ato sok, tapi yang namanya anak laki2 suatu saat pasti akan menghidupi dan memberi makan anak orang. ( Ya masa anak alien. Mana mau aku nikah sama Alien. Kecuali kalo cakep dan setia aliennya. Hehe... )

Dan, ada satu kisah lagi.



Temanku kerja di luar kota. Terus dia ngeluh.
"Aku pengen kerja di dalam kota aja. Biar bisa liat dan ketemu gaek ( ortu ) terus."

Aku diem aja.

Beberapa bulan kemudian dia pulang ke Pekanbaru. Dia kerja di salahsatu PT yang bergerak di bidang bangunan. Kayak kontraktor gitu.

Dia ngeluh lagi.
"Pengen kerja di Palembang lagi. Kena atur2 aku sama gaek ( ortu ). Yang inilah, yang itulah."

Aku masih diem.

Nah!! Dari kejadian ini aku mengambil kesimpulan, orangtua memang menginginkan yang terbaik untuk anaknya, tapi yang terbaik menurut orangtua belum tentu yang terbaik untuk sang anak. Secara enggak langsung ada beberapa, bahkan kebanyakan sih aku menyebutnya, anak2 merasa terkekang dan tersiksa.

Baik dari segi sekolah dan pekerjaan, biarlah anak memilih. Kalo memang bagus, biarlah. Tapi kalo tak bagus, dalam artian tak baik dalam pergaulan, beritahu ( jangan tempe ) yang benar. Pelan tapi pasti sang anak pasti akan sadar.
"Oh iya, benar apa yang dikatakan ayah sama mama."

Aku sih ngalamin. Dulu.

Tapi sekarang enggak.

Aku sekarang menjalani hari2ku sebagai anak yang sudah lepas dari jeratan rantai kekangan orangtua. Walopun belum berhasil mewujudkan keinginan, cita2 dan mimpiku, tapi tetap aku berusaha.

Dan satu lagi, anak juga harus tau kalo orangtua sayang dan menginginkan yang terbaik untuk ia ( anak ). Bukalah mata, hati dan pikiranmu, wahai para anak muda.

Di umur belasan, kalian masih bisa tertawa dan bersenang2, tapi ketika umur sudah masuk 20-an, who know?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar