Assalamualaikum Wr. Wb
Selamat pagi, bapak, ibu, kakak, abang, adek, yang berbahagia. Semoga kita selalu diberikan kemudahan dalam menjalani dan menyelesaikan segala urusan dan pekerjaan. Aamiin.
Kali ini aku mau membahas tentang kesehatan.
Banyak yang mengatakan sehat itu mahal. Ada juga yang mengatakan, sehat itu mudah. Tapi menurutku, sehat itu murah, juga susah. Selagi ada jalan dan niat, pasti bisa.
Kenapa?
Semenjak aku mengurus BPJS mandiri, aku jadi bisa berobat tanpa harus takut keluar banyak uang. Sebelum2nya aku juga punya BPJS, tapi yang masih tergantung dengan ortuku, sebab ortuku ASN. Setelah umur 25 dan kuliahku tidak selesai, aku baru mengurus BPJS setelah ibuku meninggal pada 21 Oktober 2023 lalu.
Aku bukan mau menjual cerita sedih, ataupun mempromosikan BPJS. Karena banyak orang-orang disekitarku tidak mengurus BPJS, sebab mereka mengatakan, "Untuk apa?".
Memang banyak drama tentang BPJS ini. Aku tidak bisa menjelaskannya, walaupun aku sudah pernah merasakannya dulu dan melihat dengan mata kepalaku sendiri. Menurutku itu semua hanyalah oknum. Kembali kukatakan, hanya oknum.
Dulu aku memakai BPJS kelas 1, masih ikut ortuku yang bekerja ASN. Namun sudah tidak dan beralih ke BPJS mandiri. Aku yang belum mendapatkan pekerjaan tetap, harus membayar sekian rupiah. Alhamdulillah, selalu saja ada rejeki dan uang masuk. Entah itu dikasih tante ( adik ibuku ), pamanku ( abang ibuku ) dan dari pekerjaan sampinganku, yang tidak bisa kusebut disini. Yang jelas, pasti halal.
Namun aku berpikirnya seperti ini, sehat itu harus. Meski susah, karena ada beberapa individu pasti akan menunda-nunda dan merasa, "Nanti ajalah. Besok2 juga bisa.". Menyepelekan juga termasuk.
Karena beberapa hari lalu, salahsatu anggota keluargaku berkata, "Masih muda, tapi kok udah rajin ke rumah sakit?". Mungkin kalau kasarnya, "Masih muda kok udah sakit2an?" secara tidak langsung.
Sakit tidak mengenal usia. Bahkan mati apalagi. Mau tua, mau muda, pasti akan sakit.
Aku sering ke rumah sakit setelah ibuku meninggal. Karena pelan-pelan aku drop, jadi banyak pikiran.
"Jangan banyak pikiran kali. Dibawa santai aja."
Tidak semudah itu kawanku. Masa depan dan pendidikanku tidak tertata rapi oleh orangtua dan keluargaku. Ekonomiku tidak sebagus ekonomi kalian. Keberuntunganku tidak seberuntung kalian. Kepintaranku tidak sepintar kalian. Nasibku tidak sebaik nasib kalian. Prosesku tidak semudah dan selancar proses kalian. Setiap orang memiliki takdir dan kehidupannya masing-masing.
Aku menderita asam lambung yang berawal dari magh. Juga kelalaianku ketika masih kecil yang jarang menggosok gigi sebelum tidur. Juga karena kecelakaan yang membuatku harus rajin ke rumah sakit. Tidak berat, tapi setidaknya masih bisa diatasi.
Pikirku, mungkin sekarang aku rajin ke rumah sakit dan mengobati penyakit ini, tapi ketika hari tuaku tiba, aku bisa menikmati hari tuaku dengan baik.
Seperti, makan daging, jalan-jalan dengan cucu dan keluarga, menikmati jerih payah dari apa yang kukerjakan dan kuupayakan di usia muda. Karena banyak orang-orang di luar sana yang sudah tua, tapi tidak bisa dan boleh makan daging. Kolesterol, diabetes, tidak punya gigi, dll.
Ada orang yang tidak bisa dan boleh juga minum kopi atau pun minuman kafein di usia
Karena itu aku mengatakan, sehat itu murah, karena ada BPJS. Sehat itu susah, karena kita sering menunda-nunda dan menyepelekan sebuah penyakit. Mungkin sekarang tidak terlalu parah, namun suatu saat nanti, pasti akan terasa. Benar?
Contohnya saja, seperti ketika kecelakaan. Mau itu sepeda motor atau pun mobil. Atau kendaraan lainnya. Kita tidak mengalami luka yang parah, tapi jika tidak diperiksa secara menyeluruh, akan kita rasakan di umur dan usia yang tua.
Jadi, apakah kalian mau menyepelekan sesuatu, apalagi penyakit?
🙂
Tidak ada komentar:
Posting Komentar