Senin, 29 Mei 2017

BLOGGER : MOM, DAD, This is my effort for you.

            Setelah beberapa hari aku memutuskan untuk berhenti menjadi pedagang, aku pulang ke rumah orangtuaku lagi setelah beberapa hari tinggal di rumah kakek untuk mencari pekerjaan. Rumah orangtuaku itu cukup dekat dengan perkampungan.





            Pagi hari setelah sahur di kost salahsatu teman kampusku (dulu), aku pulang ke rumah. Bermaksud ingin langsung sholat subuh tapi setelah sampai di rumah, eh .. aku malah dikagetkan dengan tulisan seperti ini. Mataku memang rabun, tapi setidaknya mataku masih bisa melihat kalau tulisannya masih jelas dibaca.






            Bukan kabar yang menggembirakan dan enak dilihat olehku. Pantas saja kemarin sore ketika ayah dan ibuku baru pulang dari ziarah ke makam nenek, mereka hanya tampak diam-diam saja ketika aku menyalami mereka.
           
Ibuku tampak habis menangis, ayahku tampak hanya diam membisu tanpa alasan. Ditanya dari mana, ayah hanya diam dan tidak bisa menjawab. Ayah langsung pergi, duduk bergabung dengan kakek dan oom-oomku yang ada di ruang tamu.
           
            Dalam hati kecilku bertanya, “Ada apa gerangan?”.

            Hingga akhirnya pertanyaan tersebut pun terjawab. Ternyata rumah kami sedang dalam penyegelan. Ketika aku baru sampai, aku langsung berhenti, terdiam dan langsung terduduk lemas. Satu masalah sudah selesai, dan sekarang masalah datang lagi.

            “Apa salah kami? Apa salah ayah dan ibuku?”

            Sedih rasanya jika aku meratapi kesalahanku. Aku sebagai anak harusnya sudah bisa membanggakan dan membuat orangtuaku bahagia. Tidak sampai harus melihat orangtua mencari uang dan berusaha untuk menyelesaikan semuanya.

            Memang, selama ini aku sudah berusaha semaksimal mungkin. Namun, aku sadar usahaku tidak ada hasilnya sama sekali. Memang aku menang, aku berhasil masuk lima besar dalam suatu perlombaan menulis artikel. Sudah menang, Alhamdulillah itu malah menjadi dorongan agar aku kembali menulis cerita untuk dikirim ke penerbit kembali.

            Namun, sudah selesai cerita, aku malah dihadapi lagi dengan orangtuaku yang tidak mendukungku untuk menjadi seorang penulis. Hingga akhirnya cerita yang sudah jadi, tidak jadi ku-print dan kukirim ke penerbit. Padahal aku menaruh harapan besar pada dua cerita yang sudah jadi.

            Harapan besarku yaitu, aku ingin membantu menyelesaikan masalah yang sedang kami alami. Bukan hanya satu masalah, tapi berbagai masalah yang tidak hanya ada satu, tapi banyak.

            Aku ingin mereka mengerti dengan apa yang sudah aku usahakan dan perjuangkan. Namun apa daya, Tuhan itu adil, Tuhan pasti sudah merencanakan sesuatu padaku, keluargaku dan masa depanku. Sekarang aku sedang di landa kesusahan dan kesulitan. Bukan hanya dari segi ekonomi, tapi juga dari segi dukungan dan support.

            Sudah kukatakan berkali-kali, tapi mereka selalu berkata “Kerjakan ajalah yang pasti, jangan yang nggak pasti yang kau kerjakan. Buang-buang waktu aja kau tuh”. Sama seperti apa yang dikatakan banyak temanku padaku juga.
           
            Orangtua dan temanku berkata seperti itu karena mereka memang tidak tahu apa yang akan aku hasilkan nanti. Lewat bercerita, aku ingin orang-orang tahu betapa sulitnya hidup dan susahnya dalam mencari kepercayaan seseorang.


            Hidup memang sulit, tapi tidak sesulit yang aku bayangkan. Semuanya bisa saja menjadi mudah. Semua masalah yang dihadapi oleh seseorang bisa saja selesai dengan selalu sabar dan menerima ujian dari Tuhan. Percayalah, Tuhan itu adil, Tuhan itu ada dan Tuhan tahu apa yang terbaik untuk hambanya. Kupercaya kalau Tuhan itu memang adil.

2 komentar:

  1. Jangankn kami, yang ngejalani aja ga tau nanti bakal kayak apa.. :)) ngeliat tulisan ini saya jd inget sodara sendiri.. beliau adalah orang yg bebas dan tak mau bekerja di bidang yg bukan passionnya.. jadi beliau nekat jd pengangguran bbrp lama dlm artian bkrja di bidang yg bukan passionnya.. sebab beliau sbagai sulung lelaki dituntut untk bsa membantu ortunya.. tp. emg bener ga ada yg tau rncana tuhan.. skrng beliau bisa dikatakn cukup brhasil usahanya : bisa bkrja sesuai passionnya lgi.. dan slama beliau bkrja di luar passionnya.. beliau jg sambil belajar dan belajar ttg bidang yg disukainya itu.. jdi ketika kembali beliau suda diupgrade skill nya.. *true story* mudahmudahan bisa diambil hikmahnya~~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Btw sodara saya ni mirip.bgt sama bang arie dlm hal memprtahankn passion dan sikap ansosnya.. tp beliau uda brubah skarang.. semangat bang:))

      Hapus