Minggu, 16 Oktober 2022

BLOGGER : APALAH ARTI SEBUAH NAMA?


 Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah wa syukurilah, akhirnya aku mendapat ilham untuk ngeblog lagi. Semoga enggak ngebosenin seperti biasanya dan buat kalian tertidur 7 hari 7 malam. 

Semoga... 😌

Kita kenalan dulu yuk. ( Buat yang mau aja. )

Namaku Ridho, umur 26 kg, tinggi badan 171 tahun dan berat badan 55 cm, untuk saat ini. Aku lulusan SMK Negeri 2 Pekanbaru, teknik sipil dan pernah kuliah di UNILAK, dan mengambil jurusan teknik sipil juga.

Sebenarnya keluargaku dulu ingin memberiku nama Ismail atau Ibrahim. Sebab aku lahir bertepatan dengan hari raya Idul Adha. Mungkin kalau aku diberi nama Ismail, sekarang aku akan menjadi pengusaha ayam goreng. ( Mail temannya Upin dan Ipin. )

Dan kalau aku diberi nama Ibrahim, aku akan menjadi peternak hewan, khususnya kambing atau domba. 

Sebenarnya, apalah arti sebuah nama? 

Sebenarnya aku tak pernah ingin mengubah nama asliku, tapi aku selalu kepikiran ingin memakai nama lain. 

Misal, Yudistira Pratama. Yudistira Pratama terdiri dari dua nama depan dan belakang, Yudistira dan Pratama. Yudistira, karena aku anak pertama dari 5 bersaudara. Pratama, aku anak pertama.

Lalu ayahku pernah mengenalkan aku dengan nama 'Edo' di depan salahsatu anak magang. Hingga sampai anak magang itu mengenalku dengan nama 'Edo', dan ternyata anak magang itu satu sekolah denganku. Lewat anak magang itu, aku akhirnya jadian dengan salahsatu temannya. Tapi aku mengatakan namaku bukan 'Edo', melainkan 'Ridho'.

Tapi karena udah terbiasa, ya sudah. 

Nama 'Edo' pun akhirnya terbawa sampai sekarang. Aku membuat akun tinder dengan nama 'Edo' pertama kali. Lalu aku rubah lagi dengan nama 'Dzuhairi'. 

Loh, Dzuhairi? 

Jadi gini. Dzuhairi adalah gabungan Dzulhijjah dan nama panggilan kecilku dari kakek, nenek dan saudara/i ibuku, Arie. Aku iseng. Terus aku cari di internet arti dari Dzuhairi. Ternyata artinya bagus. Dan aku suka. Terus aku mikir, "Kok orangtuaku nggak kepikiran kasih nama ini aja ya?".

Yudistira Pratama, Edo, Dzuhairi, terus apalagi? 

Eh, emang nama asli aku siapa ya? Kan aku belum kasih tau. ( Buat pembaca cerita blog lamaku pasti tau nih. Meski enggak penting2 banget ya buat diketahui. 🤭 )

Ada satu nama lagi yang akhir2 ini terpikir olehku, tapi aku baru jadiin skrip buat naskah novel/bukuku yang akan aku tulis dan kirim selanjutnya.

'Pagi Artama' 

Aku lagi kepikiran dan nyusun skrip buat naskah novel/buku selanjutnya. Nama 'Pagi Artama' terpikirkan olehku karena aku habis nonton film Cinta Laki-Laki Biasa. Terpikirkan aja gitu.

Aku suka film Cinta Laki-Laki Biasa. Karena selain ada dua artis favoritku, Deva Mahendra ( yang main di Tetangga Masa Gitu? ) dan Velove Vexia yang pernah main sinetron yang nyamar jadi cowok dan main bola (lupa nama sinetronnya). Disana Deva Mahendra tampak bijak dan dewasa, tidak seperti di 'Tetangga Masa Gitu?' yang berperan sebagai Bastian, suaminya Bintang yang diperankan oleh Chelsea Islan. 

Velove Vexia juga cantik banget. Pakai hijab cuy.

Aku pribadi suka sama cewek Bondol, yang rambutnya pendek, tomboy, bisa masak air, mancing keributan dan main FIFA. Nggak harus bisa masak. Nanti gofood aja. 😌

Pagi Artama, karena ia lahir di pagi hari dan..?  

Yup, kalian benar.

Senang rasanya jika ada orang yang sepemikiran dan sefrekuensi. Karena aku suka terpikir sebuah ide2 yang orang2 di sekitarku jarang paham. Butuh waktu 3 abad buat mengerti.

Cerita 'Pagi Artama', akan menceritakan tentang seorang laki2 yang menikah dengan teman lamanya yang sudah berpisah dengan mantan suaminya. Inspirasi nama aku dapat dari film Cinta Laki-Laki Biasa, dan ide aku dapat dari sinetron Azab Indosiar. 

Mantap kan? 

Huehuehue...

Ya udah, itu aja. Terimakasih karena sudah membaca cerita singkatku ini, dengan seksama, teman, sahabat, mantan pacar, mantan suami/istri, anak, ayah/ibu, papa/mama, dan dengan siapa saja.

Jangan nantikan cerita singkat (tidak jelasku ini), sebab aku mungkin akan menulis lagi tahun depan. 

See you...

I Love Me ❤️















Minggu, 02 Oktober 2022

BLOGGER : DIAM-DIAM AKU ( INGIN ) PERGI

 Assalamualaikum Wr. Wb.


Aku ingin diam2 pergi dari sini ( rumah ). Karena, . . . .





Namaku Ridho. Ini kisahku yang lain. Pastinya real. Bukan hoax atau dibuat2. Seperti gado2. Fufu 🤭 


Kita memang tidak boleh iri dengan kehidupan orang lain. Karena itu ada istilah 'rumput tetangga akan tampak lebih hijau dari rumput sendiri'. Tapi aku benar2 iri dengan kehidupan orang lain, yang orangtuanya tidak pengekang dan menilai anak2 mereka hanya dari materi saja.


Saat ini, karena aku sedang tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan, setiap apa yang aku ucapkan selalu salah dimata mereka. Setiap yang aku lakukan, seakan2 dilupakan begitu saja. 


Mungkin jika kalian membaca blogku sejak awal tahun 2015, kalian akan mengingat apa yang kutulis dahulu. Ya, 'Diskriminasi'. 


Intinya aku dikekang dan dibedakan perlakuannya, dengan adik2ku oleh orangtuaku. 


Aku memiliki suara yang memang agak tinggi, tapi aku bisa bersuara pelan dan rendah. Meski aku memiliki kekurangan, yaitu agak susah bicara, gagap, tapi tidak terlalu. Namun aku juga cukup tegas dan berpendirian. 


Ketika bicara dengan adik2ku, orangtuaku malah mendengarkan dan tak menggubris. 


Aku tau ini semua adalah kesalahanku. Sebab... 


Ketika masih memiliki pekerjaan, aku adalah seseorang yang ringan tangan dalam membantu ekonomi dan kebutuhan keluargaku. Sebelumnya aku mau mengatakan, disini aku tidak menuntut.


Meski gajiku pas2an (tidak UMR apalagi UMK), tapi aku selalu mencukupkannya, agar bisa kuberi untuk orangtua dan adik2ku yang masih bungsu. Aku punya 4 orang adik, yang dua masih sekolah. 2 adikku itu yang kumaksud. 


Aku pernah sampai dicermahai oleh almarhum sahabatku, Febri namanya. Almarhum mengatakan apa yang kulakukan salah. Sebab, aku tidak mementingkan diriku, karena belum tentu orang lain (keluargaku) akan memikirkanku. 


Waktu itu aku mikirnya, "Aku tak peduli. Sebab Allah SWT itu Maha Melihat dan Maha Mengatur Segalanya.". 


Apa yang dikatakan almarhum benar adanya. Mereka memang memikirkanku, tapi mereka lebih menuntutku. 


Sekarang aku tak didengar dan setiap yang kuucapkan dianggap angin lewat. Aku tak mengatakan apa yang kukatakan benar, tapi setidaknya yang aku katakan adalah sesuatu yang terbaik untuk mereka. 


Seperti, makan dan minum jangan berdiri dan jangan pakai tangan kiri. Sehabis makan, langsunglah cuci piring. Kasihan ibu yang kesehatannya tak sebaik dan sesehat dulu. Sebelum tidur, susun buku dan siapkan seragam sekolah untuk besok pagi. Dll.


Ibuku mendukung, tapi tak menegaskan. Kecuali jika di pagi hari. Setiap pagi akan ada keributan, yang dimana suara ibu pasti akan bergema. 


Aku bukan contoh yang baik atau panutan untuk adik2ku saat ini. Karena, aku tak memiliki apa2 lagi. 


Bukan insecure atau overthinking, tapi memang aku tak memiliki apa2 dan tak dipandang baik lagi. 


Beberapa bulan ini aku jarang keluar dan lebih banyak di rumah saja, karena aku pasang badan dan mengalah untuk orangtua dan adik2ku. Sampai ketika hari pertama lebaran Syawal dan Haji, aku di rumah juga. Hari ketiga baru keluar untuk bersilaturahmi.


Sebab, motor dipakai dan jarak rumah kami dari kota cukup jauh. Ditempuh naik motor membutuhkan waktu setengah jam. Ke pusat kota, 1 jam kurang. 


Aku lebih sering memasukan lamaran online di Internet, daripada offline. Alhamdulillah, ada jobfair. Aku bisa memasukkan lamaran ke beberapa perusahaan. Alhamdulillah juga, ada yang dipanggil dan ada yang tidak. 


Menjadi orang yang tidak enakan itu enggak enak. Benar. Aku selalu tidak jadi pergi interview karenanya. Alhasil, aku belum mendapatkan pekerjaan sampai skrg. Meski teman2 sudah memberikan loker di IG, WA dan FB, tapi belum ada yang dipanggil. 


Baru beberapa hari lalu orangtuaku berkata, "Mamak tuh bingung mau jawab apa kalau ada yang nanya kau kerja apa. Kau nggak pernah mau berusaha.". Ayahku menyetujui dan mengatakan aku keras hati dan pelawan, karena aku ingin memberi penjelasan pada ibuku. 


Aku?


Aku menangis dan berdoa di dalam kamar, aku minta udahan. Sebab menurutku, orangtuaku lupa dengan apa yang aku lakukan untuk mereka dan adik2. 


Tapi buatku, ya sudahlah.

Karena itu aku ingin merantau dan pergi jauh. Meski teman2ku ada yang mengatakan, "Nanti kalau orangtua kau kenapa2 gimana? Selagi masih ada, kau buatlah mereka senang dan bahagia, do.". 


Dulu kukira dengan membantu mereka dalam melakukan dan meringankan pekerjaan rumah saja sudah cukup. Setidaknya dengan menikah dan memberikan mereka cucu (seperti adikku yang sudah menikah duluan), tapi ternyata tidak.


Ketika ayah dan ibuku menelfon adikku yang nomor 3 yang sedang di luar kota, aku menangis dibuatnya. Omongannya (orangtuaku) manis dan halus, walaupun ucapan mereka (adik2ku) agar kasar dan nada suara mereka cukup tinggi. 


Ibuku, "Nggak kasih mamak sama ayah uang do?".


Terdengar seperti bercanda? Hohoho . . .

Entahlah. Tapi ibu dan ayahku berkata seperti itu sampai 3 Kali. Terdengar juga nada rendah seperti kecewa.


Adikku? 


Adik2ku (yang nomor 2 dan 3) adalah orang yang berbeda. Yang nomor dua cukup perhitungan dan nomor tiga ringan tangan sepertiku. Bedanya, adikku yang nomor 3 terlihat dan terbuka. Kalau aku, tertutup dan tidak terlihat. 


Karena itu, aku ingin pergi. Sudah berbeda perlakuan dan penilaiannya ibarat langit dan bumi. 



Rabu, 28 September 2022

BLOGGER : TAK BERKUTIK

 Apa yang akan kau lakukan jika berada di posisiku?



Assalamualaikum Wr. Wb


Aku mau menceritakan kisahku dari sejak awal lahir, sampai sekarang. Namaku Ridho, lahir tanggal 28 April 1996, di Pekanbaru. Anak pertama dan cucu pertama. Adikku ada 4, dan kami semua laki2. 


Aku lama tinggal dan dibesarkan oleh kakek dan nenekku. Setelah lulus SD, aku tinggal dengan orangtuaku. Ketika aku kelas 2 SMP, aku balik tinggal dengan kakek dan nenek, karena sekolahku jauh dengan rumah orangtuaku. 


Sebenarnya sekolah adik2ku juga jauh, tapi aku cuma nggak mau memberatkan ayahku, yang waktu itu masih memakai motor dari kantor, dan harus membonceng kami bertiga dari Panam ke labuh baru, jalan Durian. Motor GL-Pro waktu itu, plat merah.  Sedang rumah kakek di jalan Durian. Jadi aku bisa jalan kaki, atau naik angkot. Atau dalam bahasa Pekanbaru, oplet. 


Ketika hendak lulus SMP, aku memiliki niat dan cita2 ingin jadi seorang jurnalis, reporter atau penulis, dengan segala kekuranganku. 


Meski sempat ingin jadi seorang arsitek, tapi tidak jadi. Aku merubahnya. 


Aku masuk SMK. Di SMK, kehidupanku berubah. Prestasiku meningkat. Dulu aku yang tidak pernah masuk 10 besar, bahkan 20 besar, di SMK aku bisa. Sambil aku belajar tentang cara menulis, membuat laporan, jurnal, 5W+1H lebih mendalam, dll.


Aku sedikit iri dengan adik2ku. Mereka masuk SMA. Aku tidak. Memang, masuk SMK menurutku lebih menjamin karena lebih banyak praktek daripada teori. Langsung turun ke lapangan. Menyenangkan. Tapi minatku tak di SMK, tapi di MAN. 


Ketika SMK, aku tinggal dengan orangtuaku lagi. Karena orangtuaku pindah ke jalan Balam dekat SMP N 17 Pekanbaru, dekat kantor pos. Nama daerahnya aku tak tau.


Aku diberi motor oleh ayahku, untuk pergi sekolah. Sekolahku SMK N 2 Pekanbaru. Aku mengambil jurusan Teknik Sipil. 


Ketika kelas 2 SMK, adikku yang nomor 3 berulah. Motor yang dibeli ayahku dan yang aku pakai, rusak. Alhasil aku naik motor yang dipakai ibuku untuk mengantar adik2ku sekolah. ( Waktu itu adikku yang nomor tiga masih SMP dan setelahnya ia masuk SMK juga, tapi karena berulah, pindah ke SMA. )


Aku adalah anak yang cukup rajin, tapi kritis. Aku tidak merasa aku benar dan pilihanku tepat, tapi aku berpikir, "Masa depan ada di tangan anak.". 


Aku percaya, dari kelima anak ayah dan ibuku, aku adalah satu anak yang harus belajar agama lebih dalam lagi.  Apalagi aku anak pertama dan harus menjadi contoh untuk adik2ku. Karena itu aku mau masuk MAN, dan belajar menjadi jurnalis. ( Aku baru sadar beberapa tahun setelah berhenti kuliah dan menonton film Negeri 5 Menara, ternyata aku.... ya begitulah. Cuma bedanya ibuku tidak memintaku untuk masuk pondok, atau sekolah agama. )


Setelah lulus MAN, aku ingin kuliah di jurusan Broadcasting, lalu mengabdikan diri di Pondok Pesantren atau sekolah agama. 


Namun takdir Allah SWT berkata lain. 


Singkat cerita, nenekku meninggal setahun setelah aku lulus SMK. Aku kuliah di jurusan teknik sipil, di Universitas Lancang Kuning. Tadinya ingin di UIR dan mengambil jurusan Sastra Indonesia. Namun tidak jadi karena suatu hal yang tidak bisa kusebut, demi menjaga nama baik seseorang. 


Hanya bertahan 2 semester, aku berhenti. 


Nah, dari sinilah semuanya dimulai. 


Ketika aku kelas 2 SMK, semester 2, orangtuaku pindah ke tempat yang lebih jauh dari sebelumnya. Kulim, Sialang Rampai. 


Sehari2 aku naik motor ke sekolah. Ketika kuliah, aku tinggal dengan kakek dan adik2nya ibuku. 


Setelah berhenti kuliah karena ekonomi, akhirnya aku mencari kerja sana-sini. Dalam pikiran dan rencanaku, aku ingin menabung untuk kuliah lagi. Tapi di UIR, di jurusan Sastra Indonesia. 


Namun semuanya berubah. Karena sembari menulis naskah untuk dikirim ke penerbit, mencari kerja, menulis artikel, menjadi pelayan kafe, pelayan restoran, jadi badut, tukang masak mie Aceh, tukang, pengawas bangunan dan jaga kos2an, aku malah memikirkan ekonomi keluargaku. 


Gajiku yang tidak UMR ataupun UMK, sering kubagi2 untuk kebutuhanku, orangtua, adik2 dan keluarga yang lain. Yang kutabung? Ada, tapi tak banyak.


Setelah terkumpul, aku baru sadar, "Oh iya, bayar hutang.". 


Ekonomi keluargaku tidak bagus, karena seseorang dari keluarga di pihak ibuku meminjam uang dengan ayahku dalam jumlah banyak. Hingga akhirnya ayahku terpaksa meminjam uang di Bank dan menggadai SK ke Bank. 


Alhasil, gaji ayahku dipotong setiap bulannya. Alhamdulillah, ayah masih bisa menghidupi istri dan anaknya, meski sering kudengar ayah dan ibuku bertengkar karena ekonomi keluarga. 


Kita melangkah dari umurku 18 tahun ke 26 (sekarang). 


Menjadi seseorang yang seganan itu tidak enak. Aku sering mengalah dengan orangtua dan adik2ku. Seperti beberapa bulan yang lalu. 


Motor adikku rusak, dan ia meminjam motor yang dipakai ayahku. Ayahku? Memakai motor yang kupakai. Yang sering kupakai untuk pergi bekerja (ketika masih kerja) dan mencari kerja (ketika sedang tidak memiliki pekerjaan). 


Aku berpikir mudah. 

Aku kan punya hape dan aku bisa mencari pekerjaan lewat internet. Namun, ketika sudah ada panggilan, aku tidak bisa pergi karena kendaraan. Pernah ketika di tanggal 27, ayahku harus pergi bersama ibuku ke rumah sakit, untuk berobat rutin. Sedang hari itu ada pekerjaan yang benar2 aku idamkan. 


Alhasil, aku tidak jadi interview. Tidak ada toleransi, karena mungkin mereka berpikir aku bukan orang yang berkompeten. 


Selalu begitu. Yang sebenarnya, aku bisa saja pergi dengan caraku, tapi akan membuat orangtua dan adik2ku kesulitan. Aku pergi saja, meski hasil yang kudapat belum pasti dalam interview. 


Jadi aku lebih mementingkan kepentingan orangtua dan adik2ku. Dengan harapan, mereka tidak kesulitan ke depannya. Dan juga, mereka jadi lebih teliti dan cermat dalam melakukan sesuatu. Sebab, selalu saja ada masalah yang terjadi.


Masalah? Masalah datangnya dari diri sendiri bukan?


Sebelum2nya kehidupanku adem ayem. Meski aku tak sukses dan jaya selalu. Pas2an, tapi aku mensyukurinya. Namun setelah masalah yang dialami adik2ku, aku pasang badan dan berusaha menolong mereka. Meski bukan dalam bentuk uang, tapi bantuan lain.


Dua Minggu lalu, motor yang dipinjam adikku rusak lagi. Karena ia mau buka usaha untuk istrinya, sementara ia bekerja sebagai kurir, ia memakai motor yang sedang dipakai aku dan ayahku, sementara. 


Ayahk ok-ok saja. Aku pun juga, tapi aku khawatir akan satu hal. Dan ketakutanku terjadi.


Aku tau dengan sifat ayah, ibu dan adik2ku. Aku pernah mendengar mereka ngobrol dan  membahas tentangku. Sesuatu yang aku tidak senangi. 


Ayahku mengatakan sesuatu yang tidak enak didengar olehku. Tentang pekerjaan, aku yang tidak mau bergerak dan hanya berdiam diri di kamar. Adikku, ia tak tau harus berbuat apa untukku. Ujarnya ia bingung. 

Ibuku juga mengatakan sesuatu yang tidak enak olehku. Tentang adikku yang nomor 3, yang lebih berguna dan bersyukur ia mau menolong sekarang. Meski terlambat, buatku tak apa.

Inti dari pembahasan mereka, aku samsek tak ada pergerakan dan kontribusi. Bukan aku melebih2kan, tapi aku sedih jadinya. Mungkin ada benarnya yang dikatakan sosok jahatku. Lebih baik aku pergi saja, karena aku memiliki jalan hidupku sendiri.

Meski akan timbul rasa bersalah, akan kesulitan yang dialami orangtua dan adik2ku. 

Karena buatku, jika aku makan sate, mereka juga harus makan sate. Jika mereka tidak makan, aku tidak makan juga. 

Aku tak pernah memikirkan diriku sendiri. 

Sekarang kehidupan mereka kembali normal. Kehidupanku yang belum. Sebab, umur 26 aku tidak tau mau mencari pekerjaan apa. Ibuku sakit dan di rumah sendirian. Terkadang ada ditemani cucunya, anak dari adikku yang nomor 2 dengan istirnya.


Ya, adikku sudah menikah. Aku dilangkahi.


Kok bisa?


Jelas saja bisa. Karena selama bekerja, aku tidak bisa menabung dalam jumlah banyak, karena aku lebih mementingkan kepentingan orangtua dan adik2. 


Sekarang, aku tak memiliki apa2 lagi. 


Rencanaku ke depan?

Aku ingin yang terbaik untuk keluargaku. Itu saja. 😌 Adikku bisa lebih mengerti 

Kamis, 15 September 2022

BLOGGER : Freak Boy dan Si Penulis Amatir

 

2014-2015

Sebelum tidur tadi malam, aku iseng2 baca cerita lamaku di blog yang sudah cukup tua ini.

Beberapa kali aku mengernyitkan dahi karena aku heran, "Kok aku bisa nulis cerita nggak jelas kayak gini ya?". Tapi beberapa aku tertawa, karena ternyata ada ceritaku yang cukup lucu, menurutku. 

Aku baru sadar, kata2 dan kalimat yang aku tulis dan ketik ternyata berantakan dan sulit dicerna oleh akal sehat. Padahal aku nulisnya sedang dalam keadaan sehat dan sadar. 

Wajar sih mungkin pembaca ceritaku sedikit. Jadi selama 6 tahun ini blogku nggak ada perkembangan. Tapi Alhamdulillah udah tembus 13rb views. Bahkan ketika tembus 10rb views, aku nazar dan botakin rambutku. 

2020 awal - 2020 akhir


Aku langsung mengecap diriku "Freak Boy dan Si Penulis Amatir". 🤣🤣🤣 

Tapi aku cukup bersyukur dan senang, karena ternyata ada aja orang yang pengen diajarin nulis sama aku. Cuma tetap aku tolong, tapi nggak banyak. Karena di pertengahan tahun 2020 ketika sedang fokus kerja, aku belajar cara menulis benar, tapi nggak aku terapkan. Karena aku lagi Hiatus.

Sekarang pun lagi Hiatus dulu. Bulan depan insya Allah nulis lagi. 


BLOGGER : PENGALAMAN HOROR DI RUMAH BARU

 Assalamualaikum wr.wb.

15 September 2022, aku dan keluargaku pindah ke kontrakan yang baru. Masih satu deretan dengan kontrakan yang lama sebenarnya. Cuma bedanya kami di tengah-tengah sekarang dan nggak di pojokan. 

Rumah kontrakan yang kami tempati sekarang agak horor (menurutku) dan merepotkan. 

Aku cerita yang agak merepotkan dulu aja nih ya.

Kamar yang aku tempati, enggak ada colokannya. Karena aku lulusan teknik sipil di SMK, buatku nggak Masalah. Aku bisa mengatasinya. Cuma, karena kendala alat, aku jdi nggak bisa melakukannya.

Kabel pendek, dan nggak tergapai sampai kamar. Jadi komputer adikku nggak bisa kupakai untuk nulis dan menonton film untuk saat ini. Aku pun siang sampai sore, tidur di lantai, karena panas. 

Malamnya, aku masih belum bisa mengatasinya. Aku jadi nanya ke ortu, "Ini kemarin nggk ditanya kenapa nggak ada colokannya?". Ayah dan ibuku ketawa doang. Aku juga ketawa. Dan kalian diam. 

(Eh, kok malah ketawa?) 

Merepotkan. Jadinya aku mengungsi ke bagian belakang-sebelah rumah, yang ada kasur buat santai2. 

Pikirku, bisa nih dipasang kipas di atasnya dan aku tidur disini. Karena tempat ternyaman adalah tempat yang ada colokannya. Menurutku. ( Tempat terberbahaya juga dong. Tpi bisa diakali. )

Nah, disini letak horornya.

Aku pasang alarm pukul 2 dini hari dan 4 pagi. Pukul 2 bukan aku terbangun, bukan karena alarm, tapi suara grendel pintu yang goyang2. Kunci juga bergoyang2 2 kali. Posisiku ada di belakang-sebelah rumah. Itu Kosong dan cuma ada aku. 

Ortu, adik2, keponakan dan iparku di ruang tamu dan kamar depan. 

Aku cek. Hari nggak hujan, tapi berangin sedikit. Pikir aku, wajar. Kena angin dari luar nih kunci. Tapi grendel?

Aku positif thinking aja. Kali aja hantu atau makhluk tak kasat mata.

Pukul 3 pas mau tidur lagi, grendel goyang2 lagi. Aku pakai selop (sandal), terus aku cek. Aku buka, nggak ada siapa2. Aku diem.

Pukul 4 kurang, sebelum alarm bunyi, aku masih belum tidur. Bukan overthinking karena belum dapat pekerjaan dan masalah asmara, tapi, "Ini hantu kok gangguin ya?".

Singkat cerita, aku tulis deh di blog pengalaman aku ini. Ini sih bukan kali pertama atau kali Ciliwung, tapi udah sering. Aku bukan takabur, tapi emang berusaha untuk nggak takut, karena kalau kita takut, mereka (makhluk tak kasat mata) itu akan semakin berani.

Ya udah, itu aja. Aku mau lanjut nyari info loker untuk pemuda 26 Tahun yang hobi menulis, membaca dan memancing ... keributan.

See you, guys. ☺️



Rabu, 14 September 2022

BLOGGER : TETANGGA MASA GITU?

 Assalamualaikum Wr. wb.

Tahun 2015 sampai 2018 adalah tahun2 dimana aku sering dan suka2nya nonton sitkom 'Tetangga Masa Gitu?'. Sampai aku menulis cerita di Wattpad yang berjudul "Kapan Nikah?". Malah sampai 2 season dan aku menulisnya bukan menggunakan laptop atau komputer, melainkan hape. ( Hapeku Oppo a71 waktu itu. Masih ada sampai sekarang, tpi lagi rusak LCD dan layarnya retak. )

Awalnya aku nonton film Romeo dan Rinjani. Terus nyari2 bio berbagai pemainnya, dan nemu satu artikel. Dan sampai deh ke sitkom 'Tetangga Masa Gitu?'. 

Karena selera humorku receh (huehuehue..), aku suka sitkom ini. Karenakan sitkom. Yang bikin lucu adalah situasinya, bukan dialognya. Dialog akan terdengar lucu, jika situasinya mendukung. Menurutku. 

Karena teman2ku banyak yang nggak tau sama sitkom ini. Tapi dia tau dengan Dwi Sasono, pemeran Adi, suaminya Angel di sitkom ini. Kebetulan, Sofia Latjuba yang jadi mba Angel. ( Cakep banget ternyata. Meski belum pernah ketemu langsung sih. Tapi Chelsea Islan juga nggak kalah cakep. 😍 Cuma aku fans Liverpool. )

Aku suka dengan semua akting pemerannya. Apalagi relate banget sama dunia nyata, yang penghasilan istri lebih besar dari penghasilan suami. Dan satu lagi, istri lebih pintar dari suami. 

Karena aku pernah hampir merasakan yang mas Adi rasakan. Aku pernah pacaran dengan beberapa cewek yang penghasilannya dua digit. Sementara aku masih menganggur, lalu kerja, tapi penghasilanku tak sampai dua digit. UMR dan UMK juga nggak. ( Hampir sampai tunangan soalnya. Tapi nggak jadi. 2 kali. )

Bedanya, mas Adi pelukis. Kalau aku penulis.


Dan setelah sibuk kerja, sambil nulis di-Wattpad, aku jadi jarang nonton sitkom yang disingkat TMG ini. 

Sampai hari ini, aku boring nggak tau mau ngapain, mau lanjut baca buku, eh, nonton aja deh. Tapi apa ya. Gitu. 

Nonton deh TMG akhirnya. Cuma aku lupa eps berapa terakhir yang aku tonton. Masih lucu aja dan selera humorku belum berubah. 

Aku ada bukti kalau aku suka nntn sitkom ini dulu. 

Bntr. Aku upload.


Sekarang aku udah 26 tahun. Udah tau ya. Eh, tua. 🤭


Episode pertama buatku udah lucu. Apalagi soal meja pingpong. Mas Adi bisa aja bener soal apa yang akan ditanyakan Bintang ke Bastian. Lukisan mas Adi yang mirip cat tumpah juga menarik (bohong demi kebaikan nggak apapa kan?). 

Mbak Angel yang sama pinter dan cantiknya dengan Bintang, di episode awal enggak kompak dan sepemikiran. 🤭 Bintang malah muji lukisannya mas Adi. 

Mau lanjut nonton, tapi besok. Karena lagi pindahan rumah dan keuangan pas2an. Huhuhu 😔 

Okok, gitu aja. Maaf kurang menghibur dan seru. Karena blogku isinya emang curhat semata. ( Huehuehue.. )


Rabu, 27 Juli 2022

BLOGGER : KENAPA INDOMIE IDENTIK DENGAN ANAK KOS?

Assalamualaikum Wr. 

Hari berganti  hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Rasanya hari ini masih sama seperti hati2 ketika awal2 aku membuat dan menulis di blog ini. 

Kali ini aku mau membahas 'Indomie'.

Kenapa ya Indomie identik dengan anak kos? 

iya sih, ketika masih ngekos dulu aku suka makan Indomie, tapi nggak sering. kayak maka obat. sehari tiga kali. itu juga kalau libur doang. karena hari Senin s/d Sabtu kerja dan di tempat kerja dikasih makan. 

mungkin karena murah ya? makannya Indomie identik dengan anak kos.

tp menurutku, Indomie identik dengan anak kos bukan karena murah, tapi karena Indomie lebih cepat dan gampang dihidangkan. nggak ribet. karena kalau dibilang murah, Indomie sekarang udah naik harganya. yang isi dua bisa 4.500 rupiah. yang isi satu, 3.500 s/d 4.000 rupiah. 

aku pernah beli Indomie dengan harga 1.000 rupiah aja, dan gak terasa sekarang udah 4.000 rupiah aja.

oiya, makan Indomie itu enaknya di jam 2 - 3 dini hari. 
seriusan.

apalagi kalau makannya ditemani sama doi. pakai VC atau telfonan. tapi kalau yang udah nikah, sama bini atau laki. hehe...

dari sekian banyak Indomie, kalian suka Indomie apa nih?

kalau aku sukanya mie rendang.


nyarinya susah ini. harus ke IndoApril atau absenMart. di warung2 jarang ada. harganya juga udah kurang merakyat. dulu bawa 10 ribu bisa dapat 3 s/d 4. sekarang cuma 2. tp enak sih. padahal aku bukan asli orang Minang. 

semisal mie rendang ini nggak ada, aku bakal beli mie goreng sedap.

kalau dulu aku sering mempermasalahkan mie goreng atau mie kuah, tapi sekarang mau kuah atau goreng, gaskeun!! habiskan saja. 

tapi kalau seminggu udah 3 kali, aku nggak bakal ikut makan. 

dulu sering kena marah sama Tante karena makan mie terus. karena ketika masih belum kerja, aku sering ngestok. pas aku tau berapa biaya operasi usus buntu, baru deh aku takut makan mie keseringan. 

sebenarnya makan mie boleh, tapi jangan sering2. itu aja sih. dan kalau bisa makan mie pakai nasi. biar kenyang. tapi sih aku jarang makan mie pakai nasi, seringnya makan mie pakai gorengan. apa ajalah. asalkan enak dan halal aja. 

oiya, aku mau lanjut revisi lagi.
keburu tengah malam. 

salam sehat untuk kita semua.

cintai ususmu, cintai juga pasanganmu. hehehe...

kalau yang masih tahap kenalan atau yang udah jadi gebetan, lanjutkan perjuanganmu! hasil tak akan membohongi usaha. 

aku yakin itu. 




Kamis, 31 Maret 2022

Cerita Dewasa Itu Benar Enggak Sih?



Pekanbaru, 29 Maret 2022

Cerita Dewasa Itu Benar Enggak Sih?

Sebelumnya aku mau minta maaf, mungkin kalian salah perngertian karena judul lalu ngeklik cerita/tulisan yang aku buat ini. Tapi aku juga berterimakasih karena kalian sudah ngeklik cerita/tulisan yang aku buat ini.

SELAMAT MEMBACA J

Temanku pernah memperlihatkan padaku sebuah mim atau yang sering kita sebut meme. Meme itu berisi tentang ”Dipaksa menjadi dewasa karena keadaan.”.

Kenapaaku mintamaaf diawal cerita/tulisanku ini?

(Tadinya sih mau minta uang. Hahahaa…)

Yang ingin aku bahas itu ”dewasa”, menjadi dewasa. Bukan cerita dewasa, melainkan cerita tentang kedewasaan.

26 tahun umurku (28 April 2022 nanti) tapi aku masih merasa belum dewasa. Bukan karena aku belum meraih mimpi dan cita2ku, belum menjadi siapa2 dan gagal diusia 25 tahun. Melainkan karena memang aku merasa masih anak2. Bukan juga karena ”Walaupun kelak anak laki2 telah menikah, ia tetaplah menjadi milik ibunya. Sedangkan perempuan tidak, ia akan menjadi milik suaminya.”. Serius, karena memang masih anak2. Walaupun aku sudah mengalami mimpi basah diumur 15 tahun, dikhitan (sunat) dan pipisku sudah lurus.

Aku pernah debat dengan beberapa orang teman, ”Apa itu dewasa?” tanyaku.

Jawaban mereka random, tapi ada satu jawaban yang aku suka dan tak bisa aku sanggah. Jawabannya begini, ”Merelakan dan menerima yang Tuhan berikan padaku. Baik itu musibah, rezeki dan cobaan.”. Disambung dan diakhiri dengan ”Jangan pernah mengeluh, tetap berusaha dan disertai berdoa.”.

Ada satu jawaban lagi yang aku suka sebenarnya, tapi aku sanggah. Tak sepenuhnya aku menyukai jawabanitu. Namanya juga debat, pasti seringnya berbeda pendapat. Bunyi jawabannya seperti ini, ”Ketika kita sudah membeli dan mendapatkan apa yang kita inginkan dengan segala usaha dan kerjakeras kita sendiri. Dengan keringat kita sendirilah intinya tanpa bantuan siapapun.”

Alasan aku tak begitu menyukai jawaban ini karena aku percaya Tuhan akan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Namun jika memang yang kita inginkan ternyata adalah sesuatu yang kita butuhkan dan kita memperjuangkannya, mungkin saja Tuhan berkata, ”Why not? Nih aku kasih.”  gitu.

Orang2 banyak yang mengaku diri mereka sudah dewasa. Sudah menikah dan menghidupi keluarganya, ”Aku sudah dewasa.”. Mendapatkan pekerjaan tetap dan gaji UMR bahkan lebih, ”Aku sudah dewasa.”. Pergi kemana pun yang diinginkan dengan uang sendiri apalagi ke bioskop nonton sendirian, ”Aku sudah dewasa.”. Sudah membeli sesuatu yang diimpikan dan diinginkan selama hidup, ”Aku sudah dewasa.”. DLL.

Buatku ya bebas. Tersersah mereka. Itu hak mereka. Karena itu semua kembali ke diri kita masing2 tentang bagaimana kita mengartikan bagaimana cara menjadi dewasa dan apa definisi dewasa itu. Setiap orang memiliki prinsipnya masing2.

Lalu, apa definisi ”dewasa” menurutku?

Sudah pernah kubahas dua kali diblog ini sebenarnya. Hehe…(tapi bahas lagi deng.)

Intinya buatku, don’t over thinking. Terima apa yang sudah menjadi takdir kita, jangan mengeluh dan jangan suka menyalahkan orang lain. Perjuangkan apa yang seharusnya sudah menjadi tanggungjawab kita, apa yang kita impikan dan inginkan. Jangan terlalu berharap dengan sesama manusia.

Dan satu lagi, cintai ususmu, minum Yakult setiap hari.

Seeyou, guys. J

Wassalam.

Pekerjaan Yang Dulu Ingin Kutekuni (Ketika Sudah Besar)

Pekanbaru, 28 Maret 2022

Banyak di dunia ini pekerjaan yang bisa dan ingin kita tekuni pastinya. Ketika masih kecil contohnya. Ada yang dulu pernah ingin jadi presiden?

Hayoo, ngaku!

Haahaha…

Aku termasuk anak kecil yang tidak terpikir ingin menjadi presiden, tapi wakil presiden iya. Alasannya, lebih suka saja jadi wakil. Gitu. Berikut daftar pekerjaan yang dulu sangat ingin aku tekuni:

BEKICOT!

1.Vokalis Band



Aku besar ditahun ketika band Elemen sedang besar-besarnya. Apalagi Elemen adalah band pertamaku, tapi personil yang aku tau cuma Didi Riyadi, drummer. Diam2 aku ingin belajar main gitar, setidaknya hafal beberapa kunci dasar sudah bisa tapi abis itu lupa lagi dan yang masih ingat cuma kunci G. Suara juga jelek dan tidak bagus.

2.Pelawak



Siapa yang tidak mengenal Sule? Pasti pada kenal dong.

Bukan karena Sule, melainkan acara yang pernah ada Sulenya disana, API (Audisi Pelawak TPI).Memang aku tidak punya bakat melawak, tapi mukaku cukup lawak. Hahaha…sepertinya.

Satu pertanyaan yang keluar dari mulutku waktu itu, ”Caranya masuk tipi gimana ya?”. Dasar bocah. Hahaha…

3.Pemburu Pokemon



Selain suka rebutin si apa yang jadi ranger merah, aku dan dua adikku dulu suka nonton kartun Pokemon juga. Aku keterusan nonton kartun sampai sekarang, karena memang dasarnya aku jarang keluar rumah anaknya dan lebih suka dirumah. Membaca, menulis dan menonton.



Dulu pengen punya Pikachu, terus kata tante, ”Gila kalian?” sambil ketawa.

4.Pemain Sepakbola



Aku mulai bermain sepakbola sejak SD kelas 1. Awalnya dibeliin sepatu sama kakek (sudah almarhum 2018 lalu), lalu belajar menggiring bola, nendang bola dan nyundul bola. Karena aku besar oleh kakek dan nenek ketika masih kecil.

Masih ingat olehku dulu aku punya teman latihan menggiring bola yang berasal dari Aceh, lupa namanya. Dia suka minjam sepatu punyaku dan kami main disebelah rumah kakekku. Kakek kutau, tapi tidak marah. 2 bulan setelah itu, temanku itu menjadi korban Tsunami di Aceh sana. Aku mengetahuinya karena kakeknya adalah teman kakekku.

Awal ketika bermain sepakbola aku berposisi sebagai penyerang, tapi seiring berjalannya waktu posisiku mundur menjadi kiper. Bukan karena aku tak jago, banyak yang mau jadi penyerang, jadi aku ngalah saja.Termasuk adikku yang nomor dua.

Untuk seorang penyerang aku cukup jago dalam mengumpan dan mencetal gol. Sebagai kiper, lumayan. Awal2 sering kebobolan, tapi lama kelamaan jarang. Di tahun 2007 ketika lomba 17-an antar RT, tim kami keluar sebagai juara pertama dan hanya kebobolan 1 angka. Aku sebagai kiper dan aku juga ikutan andil mencetak 2 gol diperlombaan itu.

Aku masih sangat ingat waktu itu hadiah dari panitia lomba adalah jersey tandang Barcelona yang bernomor punggung 10 dan bernamakan Ronaldinho. Semuanya dapat jersey yang sama. Ditambah buku 1 lusin dan uang 50ribu setiap anak.

Sekarang kalau main sepakbola atau futsal, aku lebih suka bermain diposisi belakang. Bek kiri. Salahsatu temanku dulu pernah berkata padaku, aku memiliki akurasi operan yang pas dan tepat.

5.Guru Bahasa Indonesia



Aku memiliki kesulitan mengucapkan huruf ’R’, tapi aku malah kepikiran ingin jadi guru Bahasa Indonesia. ”Kenapa enggak jadi guru bahasa Inggris aja kalo gitu, Do?” temanku pernah bertanya seperti ini waktu itu.

Alasanku ingin menjadi guru bahasa Indonesia, karena…kepikiran saja.

6.Arsitek



(Kayaknya mulai dari 4 sampe 6 sehat2 aja ya.)

Ketika aku mengatakan ”Aku ingin jadi arsitek” dan mengubah nama akun fesbukku menjadi ”dho sank Arsitek”, cewek2 mulai mendekat dan keluargaku mulai merencakan sesuatu padaku. Seperti aku akan dimasukkan ke SMK setelah lulus SMP, lalu kuliah dan mengambil jurusan teknik sipil atau gambar bangunan.

Sebenarnya alasanku ingin menjadi arsitek, karena…arsitek. Sama seperti menjadi guru Bahasa Indonesia. Kepikiran saja. Bukan karena keluarga, orangtua, rekomendasi guru, masukan dari teman, dll.

Faktanya, pamanku adalah seorang guru bahasa Indonesia, istrinya juga. Pernah jadi kepala sekolah juga.Oomku juga seorang kontraktor, yang pastinya butuh konsultan dan perencana bangunan. Ayahku juga bekerja di Kantor Tata Kota dan Tata Ruang.Wow…

Yang kukira dulu ayahku kerjanya guru.

7.Penulis



Aku suka membaca, menulis dan menonton. Dibilang introvert tidak, ekstrovert juga tidak. Ditengah-tengahlah. Aku suka menyendiri, tapi aku tetap ingin bersosialisasi dengan dunia luar dan dunia alam ghaib. Hehehee…

Blog pertamaku kubuat ditahun 2010. Blog kedua, tahun 2014. Blog ketigaku (Jelek-Jelek Penulis ini) kubuat tahun 2015. Menjadi guru bahasa Indonesia dan penulis adalah sesuatu yang satu pun anggota keluargaku tak mengetahuinya.

8.Ustadz



Waktu itu aku masih SD, masih bocah banget, masih sering2nya pergi sholat Maghrib di Mesjid dan ngaji setelahnya. Aku masih ingat banget nama ustadzku waktu itu, pak Damsyir, pak Ghofur dan pak Azmi. Mereka yang mengajariku membaca Iqro dan Al-qur’an. Sampai juz 10 kalau tidak salah aku waktu itu.

Sampai SMK, ketika ada pembentukan remaja mesjid dan disana aku yang awalnya ditunjuk untuk menjadi ketua. Aku menolak. Lalu aku dijadikan wakil ketua. Lebih enak aja gitu jadi wakil daripada jadi ketua. Tidak terlihat, tapi ada.

Kenapa aku ingin menjadi Ustadz?

Aku pernah memiliki keinginan ingin masuk pondok pesantren. Setidaknya MAN jika tidak diperbolehkan dan diizinkan masuk pondok.

9.Komisaris



Iya, aku mau jadi…

(Eh, ada tukang bakso tuh.)

Aku lanjut besok ya, guys.

See you, guys. J

 

Senin, 14 Maret 2022

GARA-GARA NYIMPAN BOKEP DI HAPE

 



Aku enggak begitu ingat waktu itu kelas berapa, tapi kayaknya itu kelas 2 SMK semester 1 sebelum magang. Sebab waktu itu aku lagi pengen2nya pensiun main game Ayodance. Kisaran tahun 2012 dan 2013.

Berawal dari ketika aku mendapat ranking 5 ketika naik kelas 2, lalu aku dibelikan hape Nokia Asha 311.
Lalu di kelas 2, aku dan salahsatu temanku yang sama2 memiliki hape kamera dan dibawa ke sekolah pula. Kan preman. Ditangkap deh hape kami. Ada cepunya kalo enggak salah waktu itu.
Lupa siapa, tapi yang jelas ada.
Setelah hape kami berdua ditangkap, orangtua kami dipanggil. Aku inget banget nama temanku waktu itu. Inisial namanya sama kayak namaku, R.
Hari Senin kalo enggaksalah. Di hari selasa, ntah rabu, aku lupa juga, hapeku mau diambil orangtua. Oiya, catatan nih ya, yang beliin aku hape bukan orangtuaku, tapi tanteku, adiknya ibuku.
Guru wali kelasku ngobrol sama ayahku sementara aku duduk di sebelah ayahku. Guruku bilang aku nyimpan video porno di hape.
Aku yang tadinya nunduk doang, auto kaget. Kaget bukan karena "Loh, kok kebuka foldernya?! Kan aku pake kunci angka.". Itu loh yang kode angka. Biasanya kita kasih kode tanggal lahir, nomor absen, tahun lahir atau apalah ya. Paling sering tanggal Lahir ya kan.
Aku kaget karena, "Lah, emang ada?".
Ayahku diem, terus guruku ngeluarin hape warna merah-hitam, yang bukan punyaku.
Aku langsung bilang, "Buk, ini bukan punya saya. Punya saya yang hitam. Yang satu lagi.".
Guruku bilang, "Ini bukan punya kamu?". "Bukan,.. " aku jawab.
Padahal tampangku tampang anak baik2 loh. Ya kali aja nyimpen bok*p di hape. Mending di leptop.
Eehh...

Sabtu, 22 Januari 2022

BERAWAL DARI MIMPI

BERAWAL DARI MIMPI





Pekanbaru, 23 Januari 2022

Tanggal 22 Januari 2022 menurutku adalah tanggal dimana aku harus benar2 harus berjuang. Ibaratkan sebuah pribahasa, sudah jatuh tertimpa tangiya. ( tangga maksudnya. paham enggak? 😅 enggak ya?)

Dihadapi masalah internal, ditambah satu sahabat '3 Serangkai'ku akan akan pergi dan otomatis di Pekanbaru '3 Serangkai' tersisa aku saja yang tetap disini2 aja. 
Kalian tenang aja, Imam, Anul, Pekanbaru aku jagain. Jadi nanti pas kalian balik ke sini lagi, aman. Insya Allah.

Hahahaha...

Sudah menjadi hukum alam, dipertemukan oleh pendidikan dan dipisahkan oleh masa depan. Kalo kami dipertemukan oleh mesjid dan dipisahkan oleh masa depan. 

Awalnya kami belum mengenal satu sama lain. Padahal rumah kami berdekatan. Sampai pada akhirnya jadilah 3 Serangkai, yang dimana satunya murid SMK, satu lagi murid SMA dan yang terakhir anak pondok pesantren. 

Tadi di pesta pernikahan Anul, sahabatku, aku duduk agak lama dari pukul 3:58 sampe 5:15 sambil melihat ke sekitar apa yang sudah pernah kami lakukan di depan rumahnya Anul.

Waaah, awal bentuknya 3 Serangkai disitu tuh, dan akhir dari pertemuan,.... ga tau ya. Mungkin untuk saat ini disitu juga. Anul nyusul Imam ke Jawa, bedanya Imam di Jakarta dan Anul ke Semarang. 

Selamat belajar lagi, my bro. Semoga dipermudah segala urusan dan pekerjaan di Semarang. Aamiin...

Aku sangat bangga bisa bersahabat dan berteman dengan mereka, dua orang terpelajar yang berasal dari keluarga berada, mampu dan ya pastinya mengedepankan masa depan.

Meskipun aku sedikit agak iri dengan mereka yang diberikan kebebasan memilih dalam menentukan masa depan mereka mau menjadi apa mereka kelak dewasa.

Aku jadi ingat masa2 bulan puasa ketika kami masih sekolah. Abis sholat subuh, main futsal. Abis terawih, main futsal. Pas di belakang mesjid tempat futsalnya.




Sekarang?

Waaah, semuanya hanya tinggal kenangan. 

Sudah hukum alamnya begitu.

Dulu aja Imam bilang (aku ingat skrg, dia yang bilang.), "Paling kau nanti, Ri, yang nikah duluan." sambil tersenyum menunjukkan behelnya. 

Tapi ternyata, dia!!!!

Tahunnya lupa, tp tanggalnya aku ingat. Tgl 20 Januari. Eh, 22 Januari 2022, Anul nyusul.

Alhamdulillah.

Antara senang dan sedih sih.
Tapi,... ya sudahlah. Aku ingin menyusul mereka, bulan depan. Eehh, gak tau jga ya kapan. 😅

Aku yang tadinya sama sekali ga kepikiran buat menikah di usia dibawah 30 tahun, eh, pengen nikah di usia dibawah 30. Tahun ini jalan 18.

Eh, maap, becanda. Sebenarnya jalan 26. Hehehe...

Tp sama siapa dulu nikahnya?!

Okeh, urusan jodoh, Allah SWT sudah mengaturnya. Atau jangan2 jodohku belum lahir? Atau jangan2 jodohku sudah lahir tapi masih SD, SMP atau SMA?

Wah, ... 

Atau jangan2....

Ga boleh ginilah. Ditunggu aja. Tapi kudu tetap berusaha nyari.

Btw, aku tadi mendorong motor. Mogok habis bensin. Abis dari ngopi sama temen. Eh, sahabat. Nyari sahabat baru deh aku. Sekalian nyari kerjaan dan ... aku bener2 udah ketinggalan jauh nih. Jangan pacar, kerjaan aja enggak ada. Hehhehe...

(menertawakan diri sendiri*)

Kapan ya hari itu tiba?
Bukan hari pernikahan atau bertemu jodoh, tapi hari dimana aku dan sahabat2ku bertemu kembali dengan membawa keluarga masing2. 

Aku jujur aja nih, aku maunya nikahan gak pake pesta. KUA, sah, udah. Malamnya syukuran, dah. Besoknya lanjut kerja atau buka usaha atau menjalani usaha sama2.

Cuma pertanyaannya sekarang, SAMA SIAPA??!

MIMPI!!! 
😂😂😂

JELEK-JELEK PENULIS : KENA JAMBAK

 KENA JAMBAK

Pekanbaru, 22 Januari 2022 

Assalamualaikum...

Aku sedih banget nih hari.
Untuk kesekian kalinya sahabatku bakal pindah ke Semarang. Sebenarnya nih hari adalah pesta pernikahan dia, dan tadi aku udah nanya juga dah nebak, kan benar.

Agak salah sih.
Kukira bakal ke Medan, eh, ke Semarang. 
Lanjutin S2 nya.

Sebelumnya kami yang ditinggal sama sahabat kami ke Jakarta. Yaaa, dah netap disana. Di pesta pernikahan si sahabat satu ini sahabatku yang nikah di hari ini (22 Januari 2022) datang, aku yang enggak. 

Loh, kok enggak?

Jadi...

Aku bersahabat dengan dua orang yang berasal dari keluarga berada. Serba cukup dan mampu lah. 

Sedang aku pas2an. 
Ibaratnya kayak ekonomi lemah. Cuma aku masih bersyukurlah. Aku juga bersyukur bersahabat dan banyak berteman dengan mereka2 yang pendidikannya sampe sarjana. 

Aku enggak.

Tetap ada minder2nya sih. Sedikit.

Dan tadi, bangke, dijambak pula pas foto. Kunyuk emang. 

Yaa, anggap aja pertemuan terakhir. Entah kapan lagi bisa ketemu ya. Hahahaha... 
Agak sad sih. 

Namanya jga sudah hukum alam. Dipertemukan oleh pendidikan, dipisahkan oleh masa depan. Bedanya, kami dipertemukan oleh mesjid, dan dipisahkan oleh masa depan. 

Kami bertiga, yang satu SMA, aku SMK dan yang satu lagi pondok pesantren di Solo. Ketemunya pas bulan puasa doang. Lulus SMA, SMK dan Pondok, pisah lagi.

Yaaa... kalo dibuat skrip film, bakal keren, kayaknya. 

Padahal dulu kami pas ngumpul pernah salahsatu dri kami bilang (aku lupa siapa), "Palingan nnti kau duluan yang nikah, Ri. (Ari, nama panggilanku.)". 

Eh, bangke. 
Ternyata aku yg nikahnya terakhir. 
Eh, nikah enggak sih? Ga tau deng. Allahualam. Insya Allah...

Aamiin 

Selasa, 18 Januari 2022

JELEK-JELEK PENULIS : PENGUNDURAN DIRIKU

GOODBYE, BLOG.

Pekanbaru, 19 Januari 2021

Assalamualaikum..

Selamat senja buat kalian semua para pembaca setiaku dan pembaca yang ... kebetulan penasaran dengan lampiran yang aku share di fesbuk. Muehehehe...

Mau cerita nih, guys. 

(Bismillah, semoga viewsnya naik dan banyak kayak dulu. Aamiin...)

Guys, aku akhir2 ini nulis cerita, tapi enggak aku publish. Soalnya, gini nih, aku merasa kurang yakin dan percaya diri lagi buat publish segala cerita. Kayak kudu disaring dulu gitu setiap kata per kata dan kalimat per kalimat. 

Ditambah kondisi kesehatan dan ekonomiku yang kurang mendukung. Kadang nih ya, aku nulis di status fesbuk yang aku bukanya di Google Chroome tapi free. Gratis gitu. Kalo dah ada paket, baru aku copas (copy paste) ke blog. Cuma anehnya ga aku publish. 

Aneh bat dah.

Kesehatan.

Kesehatanku akhir2 ini ga membaik sejak pulang kerja proyek. Berat badanku yg tadinya 66 kg, turun jadi 50 kg. Alhamdulillah naik awal2 bulan Desember sebelum tahun baru, dan turun lagi sejak awal2 Januari 2022. Ya alasannya karena stres dan sedikit agal depresi.

Naiknya unik. 

Jadi aku bantu temenku jualan di angkringan, dan aku makan ayam terus dari siang ke malam, tapi gak lama aku bantuin dia. Sebab, masalah internal, kesehatan dan ekonomi. 

Kayaknya apa2 dijadiin masalah buatku. 😂😂

Ya mau gimana lagi, emang begitu kenyataannya. Kalo kata Iwan Fals, "Jadi guru jujur, berbakti emang makan hati.". Bukan jadi guru sih, tp aku jadi anak dan manusia yang ingin membantu, tapi enggak mau terlihat. Enak aja gitu kayak gitu. Rasanya kayak ... kayak... kayak memberi dan membantu tapi sebenarnya enggak berharap apa2. 

Cuma enggak enaknya, "sulit dimengerti". 

Okeh dah, kita tukar bahasannya. Terlalu serius bahasannya. 

Kita bahas pekerjaan deh.

Aku mau nanya nih, aku kan udah kesana-kemari mencari info loker dan masukin lamaran. Dipanggil interview sedikit, yang gak dipanggil banyak. 

Yang dipanggil, cuma 1 yang bisa aku samperin dan penuhi panggilannya. Sisanya, enggak. 

Bukan nolak atau enggak mau, timingnya gak pas banget. Gak pas lah pokoknya. Motor rusak, rumah jauh, keuanganku cukup2 buat makan dan isi bensin. Pusing. 

Pusing dah. Emang bener apa yang dikatakan banyak orang, kalau bahu anak pertama harus kuat. 

Oiya, aku pen botak lagi nnti bulan 2. Doain ya jadi. Hehehe... 

Insya Allah juga, semoga rejeki ku lancar di bulan 2 atau 3, mau buka usaha. Insya Allah. 

Kerja?

Pengen, ya doain aja. Doain yang terbai buat kita semua, semoga di tahun 2022 ini kita selalu diberikan kesehatan, nikmat rezeki, jodoh, kemudahan dalam berkerja dan menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi. Aamiin...