Selasa, 14 Januari 2025

BLOGGER comeback : Apa itu Anxiety?

Assalamualaikum Wr. Wb

Halo, guys. Selamat malam dan salam sejahtera buat kita semua. Semoga kita selalu diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menjalani aktivitas, pekerjaan dan rutinitas di bumi ini. Aamiin ya rabb.. 

Aku mau bahas tentang 'Anxiety' nih, guys. Kalian tau 'Anxiety' apa tidak? 

Kalau yang aku dapat dan tau dari mbah Google, Anxiety adalah kekhawatiran dan rasa takut yang intens, berlebihan, dan terus-menerus sehubungan dengan situasi sehari-hari. Dapat terjadi hal-hal seperti jantung berdenyut kencang, napas tersengal-sengal, berkeringat, dan merasa lelah.

Anxiety terberat ternyata datang dari keluarga atau orang terdekat kita. 

Kalau dipikir-pikir dan ditarik ke belakang, aku menderita Anxiety dong sejak dulu. 

Di salahsatu VT Tiktok tentang Anxiety yang kulihat dan aku pelajari, Anxiety itu mormal, tapi ada Anxiety yang berat dan cukup berbahaya. 

Satu2nya hal yang tidak memperlihatkan aku menderita Anxiety, 'Sering berkeringat'. Hanya itu. Selainnya, kena. Seperti, sulit tidur, memendam rasa sakit dan masalah sendirian, dll. Gak lengkap juga aku masukinnya, karena aku ragu nulis cerita panjang2, gak dibaca juga. Apalagi ini sudah pukul 02:13 dini hari. 

Udah, guys, segini aja. Puyeng nih kepala. Nanti siang lanjut lagi. 

Assalamualaikum 🙂

Jumat, 15 November 2024

BLOGGER : Air Susu Dibalas Air Sungai Siak

 Assalamualaikum Wr. Wb

Malam, guys, all, semuanya dan semaunya. Apa kabar dan kabar apa?

Dulu aku kalau menulis karena hobi, iseng dan mengisi waktu luang. Gabut lah istilahnya. Tapi sekarang, masih hobi, tapi gak gabut juga. 

Oiya, buat pembaca baru, perkenalkan namaku Ridho. Lengkapnya Mie Ayam pake bakso, 17rb. Udah pake teh es segelas.  Keluargaku memanggilku "Abang" atau "Ai". 

Aku itu aslinya orang penakut dan emang dasarnya tolol, kalau bahasa kasarnya. Kalau bahasa halusnya, gak enakan. Baik itu sama keluarga ataupun orang lain. Tapi lebih gak enakan ke keluarga. 

Saat ini aku bekerja sebagai driver paket di salahsatu perusahaan yang terbilang besar dan bagus namanya. Aku ralat dikit, sebenarnya aku membantu adikku yang nomor tiga biar dia ada pemasukan, adikku nomor dua juga, ayahku dan adik2 dua paling bungsu, nomor empat dan lima. 

Aku beradik 5 orang, semuanya cowok. Jadi aku anak ke berapa, kalian pasti sudah bisa menebaknya dengan benar. 

Yups, benar. Aku anak nomor 18. 

Dokter yang pernah aku datangi mengatakan aku mengalami gejala penyakit tipes, 3 tahun lalu. Sejak saat itu aku sadar kenapa dan why aku mudah capek, ngantukan dan cepat lelah. Gak bisa kena angin malam dan mudah sakit juga. 

Tapi emang dasar akunya tolol gak mau merepotkan keluarga, jadinya aku gak tinggal dengan ayah, ibu dan adik2. Ditambah rumah kami juga jauh dari kota dan aku sulit mendapatkan akses buat pergi kerja. Biasanya berangkat subuh, nyampenya magrib. 

Bercanda Maghrib.

Pokoknya berangkatnya agak dicepatin gitulah. Ditambah aku juga on time orangnya. 

Si paling on time gak tuh. Hahahahaha...

Aku itu tolol, tapi aku punya alasan kuat kenapa gak mau merepotkan keluargaku. Ibuku hari itu sakit dan adikku nomor dua juga sakit. Ditambah aku juga sakit. Sakit aja semuanya dah. Jadinya aku gak mau mengatakan kalau aku sakit dan mencoba untuk berobat sendiri dan sembuh sendiri. Aku bikin BPJS mandiri, ya karena emang aku udah 25 ke atas umurnya dan gak ditanggungjawab oleh BPJS dari tempat kerja ayahku. 

Aku rutin ke dokter, selain ke dokter gigi. Aku ke dokter buat ngecek kesehatanku. Ke dokter gigi buat nambal dan cabut gigi graham yg sudah tidak bisa ditolong lagi. 

Keluargaku sangat sayang padaku, tapi akunya emang tolol. Hahaha... 

Tolol kali sumpah. 

Mana judulnya air susu dibalas air sungai Siak. Maksudnya apa coba?!

Minggu, 22 September 2024

Blog JELEK-JELEK PENULIS : Kenapa Namanya 'Yudistira R Pratama'?

Assalamualaikum, rekan2 dan saudaraku semua. Semoga kita selalu diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menjalani urusan dan pekerjaan, juga menyelesaikan masalah dan kesulitan yang sedang kita hadapi. Aamiin ya rabb...

Lama tak bersua dan hadir di blog ( yang biasa saja ) ini, aku jadi merasa bersalah karena sepertinya banyak pembaca yang menunggu2 cerita dariku. (Affah Iyah?) *PD aja dulu gak sih? 

Kita kenalan ulang deh.

Namaku Ridho, biasa dipanggil Ridho, Edo atau Arie. Tapi kebanyakan orang yang tidak mengenalku tidak akan memanggilku, kecuali kalau aku belum bayar makanan atau minuman yang sudah kubeli. 

Aku lahir dan besar di sebuah kota yang identik dengan julukan "Kota 1000 Parkir", pada tahun 1996. 

Segitu aja perkenalannya, karena enggak begitu penting juga sebenarnya. 

Aku mau membahas soal nama akun IG-ku yang baru. Karena akun IG lamaku sudah kututup, dengan alasan yang belum bisa aku ataupun sopir becak jelaskan. Bahkan kuli bangunan dekat rumahku pun juga tidak bisa. ( Enggak lucu. Dahlah. )

Aku memiliki nama akun IG yang lumayan panjang, setidaknya tidak sepanjang kereta api. Tapi tidak ada hubungannya dengan nama asliku.

Namun, ada hubungannya dengan karakterku. 


Nama akunku 'Yudistira R Pratama'. 

Detailnya : 

1. Yudistira, aku ambil dari aku yang merupakan anak pertama dari 5 bersaudara, yang semuanya kami laki2. Sesuai dengan 5 Pandawa, yang nama anak pertamanya dan tertuanya, Yudistira. 

( Dari kiri, Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. )

2. R, adalah Ridho. Nama 'depan' asliku. Nama pemberian yang aku tidak tau dari siapa. Orangtua, kakek, nenek atau adik2 ibuku, aku tidak pernah bertanya pada mereka.

3. Pratama, yang kita tau identik dengan nama anak laki2 pertama. 

Udah, itu aja. Semoga tidak bermanfaat. Sekian dan terima gaji. 

Bukan aku dan saudara2ku, tapi teman2ku.
( Dari kiri, Ibrahim, 'aing', Aldi, Iqbal 'teman SMK-ku yang membawaku ke circle futsalnya dan Muhammad Rasyid Ridho, yang kebetulan namanya ada Ridho nya juga. )

Nitip disini aja yak fotonya. Biar enggak hilang. Hehee... 😁


Selasa, 07 Mei 2024

Jelek-Jelek Penulis : Sehat itu Murah, tapi Susah.

 Assalamualaikum Wr. Wb

Selamat pagi, bapak, ibu, kakak, abang, adek, yang berbahagia. Semoga kita selalu diberikan kemudahan dalam menjalani dan menyelesaikan segala urusan dan pekerjaan. Aamiin.

Kali ini aku mau membahas tentang kesehatan.

Banyak yang mengatakan sehat itu mahal. Ada juga yang mengatakan, sehat itu mudah. Tapi menurutku, sehat itu murah, juga susah. Selagi ada jalan dan niat, pasti bisa. 

Kenapa?

Semenjak aku mengurus BPJS mandiri, aku jadi bisa berobat tanpa harus takut keluar banyak uang. Sebelum2nya aku juga punya BPJS, tapi yang masih tergantung dengan ortuku, sebab ortuku ASN. Setelah umur 25 dan kuliahku tidak selesai, aku baru mengurus BPJS setelah ibuku meninggal pada 21 Oktober 2023 lalu. 

Aku bukan mau menjual cerita sedih, ataupun mempromosikan BPJS. Karena banyak orang-orang disekitarku tidak mengurus BPJS, sebab mereka mengatakan, "Untuk apa?". 

Memang banyak drama tentang BPJS ini. Aku tidak bisa menjelaskannya, walaupun aku sudah pernah merasakannya dulu dan melihat dengan mata kepalaku sendiri. Menurutku itu semua hanyalah oknum. Kembali kukatakan, hanya oknum. 

Dulu aku memakai BPJS kelas 1, masih ikut ortuku yang bekerja ASN. Namun sudah tidak dan beralih ke BPJS mandiri. Aku yang belum mendapatkan pekerjaan tetap, harus membayar sekian rupiah. Alhamdulillah, selalu saja ada rejeki dan uang masuk. Entah itu dikasih tante ( adik ibuku ), pamanku ( abang ibuku ) dan dari pekerjaan sampinganku, yang tidak bisa kusebut disini. Yang jelas, pasti halal. 

Namun aku berpikirnya seperti ini, sehat itu harus. Meski susah, karena ada beberapa individu pasti akan menunda-nunda dan merasa, "Nanti ajalah. Besok2 juga bisa.". Menyepelekan juga termasuk. 

Karena beberapa hari lalu, salahsatu anggota keluargaku berkata, "Masih muda, tapi kok udah rajin ke rumah sakit?". Mungkin kalau kasarnya, "Masih muda kok udah sakit2an?" secara tidak langsung. 

Sakit tidak mengenal usia. Bahkan mati apalagi. Mau tua, mau muda, pasti akan sakit. 

Aku sering ke rumah sakit setelah ibuku meninggal. Karena pelan-pelan aku drop, jadi banyak pikiran. 

"Jangan banyak pikiran kali. Dibawa santai aja."

Tidak semudah itu kawanku. Masa depan dan pendidikanku tidak tertata rapi oleh orangtua dan keluargaku. Ekonomiku tidak sebagus ekonomi kalian. Keberuntunganku tidak seberuntung kalian. Kepintaranku tidak sepintar kalian. Nasibku tidak sebaik nasib kalian. Prosesku tidak semudah dan selancar proses kalian. Setiap orang memiliki takdir dan kehidupannya masing-masing. 

Aku menderita asam lambung yang berawal dari magh. Juga kelalaianku ketika masih kecil yang jarang menggosok gigi sebelum tidur. Juga karena kecelakaan yang membuatku harus rajin ke rumah sakit. Tidak berat, tapi setidaknya masih bisa diatasi. 

Pikirku, mungkin sekarang aku rajin ke rumah sakit dan mengobati penyakit ini, tapi ketika hari tuaku tiba, aku bisa menikmati hari tuaku dengan baik. 

Seperti, makan daging, jalan-jalan dengan cucu dan keluarga, menikmati jerih payah dari apa yang kukerjakan dan kuupayakan di usia muda. Karena banyak orang-orang di luar sana yang sudah tua, tapi tidak bisa dan boleh makan daging. Kolesterol, diabetes, tidak punya gigi, dll.

Ada orang yang tidak bisa dan boleh juga minum kopi atau pun minuman kafein di usia 

Karena itu aku mengatakan, sehat itu murah, karena ada BPJS. Sehat itu susah, karena kita sering menunda-nunda dan menyepelekan sebuah penyakit. Mungkin sekarang tidak terlalu parah, namun suatu saat nanti, pasti akan terasa. Benar? 

Contohnya saja, seperti ketika kecelakaan. Mau itu sepeda motor atau pun mobil. Atau kendaraan lainnya. Kita tidak mengalami luka yang parah, tapi jika tidak diperiksa secara menyeluruh, akan kita rasakan di umur dan usia yang tua. 

Jadi, apakah kalian mau menyepelekan sesuatu, apalagi penyakit? 

🙂

Rabu, 01 Mei 2024

Jelek-Jelek Penulis : Budaya Antri

 ANTRI/ANTRE 

Assalamualaikum, guys. Selamat malam. Salam sejahtera dari saya. Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya, dipermudah segala urusan dan pekerjaan. Aamiin...

Kali ini aku mau membahas tentang 'Antre' atau 'Antri'. 

Mungkin kalian sering mendengar "Bebek aja mau ngantri. Sabar dong.". 

Ilustrasi : Bebek Ngantri

Antre atau yang sering kita ucap dan tulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berdiri untuk mendapat giliran

Biasanya orang-orang antri untuk membayar sesuatu. Salahsatunya membayar barang yang sudah dibeli di kasir. Mengantri itu harus, bertujuan agar tidak berdesak-desakan. Tertata rapi dan disiplin. 

Tapi, apakah kalian pernah diserobot antriannya oleh orang lain? 

Aku sering. 

Dan bagaimana reaksi kalian? Apakah kalian marah atau diam saja?

Kemarin malam saja contohnya. 

Kejadiannya, aku dimintai tolong adik ibuku untuk membeli roti di A***mart. Ketika mau membayar, aku ngantri di belakang bapak-bapak. Setelahnya adalah giliranku. Sebenarnya ketika bapak tersebut melakukan transaksi dengan kasir, satu pasangan laki-laki dan perempuan masuk ke dalam A***mart. Mereka berdiri di sampingku, bukan di belakang. 

Ketika si bapak sudah meninggalkan tempatnya, tiba-tiba si cowok bilang, "Mbak, isi pulsa. 50rb." ke karyawan A***mart. Aku diam sambil ngelihat si Abang. Kukira si kakak kasir bakal ngeladenin, karena uangnya diletakkan di depannya. Diterima? Tidak. Hanya dipegang sebentar, lalu senyum sebentar. 

"Oh iya, mas, ini aja?" 

Alhamdulillah, kakak karyawan A***mart bertanya padaku. 

Ini real dan aku cuma senyum tipis saja melihat abang-abang itu, sambil berjalan keluar. 

Lalu ada satu kejadian lagi, yang aku alami 5 hari lalu. 

Ada satu bakso tusuk langgananku, yang memang enak rasanya. Sudah jadi langganan sejak masih kuliah sampai sekarang. Aku datang agak telat, karena udah ramai. Salahku memang. 

Tapi aku tetap ngantri.

Lalu ketika tiba giliranku, salahsatu perempuan, sendirian dia, "Bu, 10rb campur ya.". Ngantrinya memang bukan berdiri berderet ke belakang, tapi mengelilingi si ibu pedagang. Aku diam, ngelihatin si kakak. Sementara si ibu pedagang, "Mas ini duluan ya, kak.".

Aku bilang ke ibunya, "Kakak ini aja dulu, Bu. Buru-buru banget kayaknya. Enggak apapa.". 

Jujur saja, memang tak apa-apa. Karena aku juga tidak buru-buru, tapi heran, 'Kok orang-orang masih ada yang enggak tau budaya antri ya?'. 

Apa susahnya ngantri?

Hal Lain dan Penting

Apa yang akan kalian lakukan kalau pergi ke SPBU ( mau isi bensin ), tapi ternyata antriannya panjang?

Aku pernah mengantri dari jauh-jauh banget, lalu ketika sudah mau dekat, kena potong. Lalu aku diam saja, tapi orang yang di belakangku tidak. 

Ribut? 

Tidak. Justru malah orang itu menyadari kesalahannya dan minta maaf. Karena katanya dia memang buru-buru. 

Aku tidak tau kenapa, aku diam saja kalau dijahatin. Menurutku itu aku dijahatin. Karena aku sudah capek-capek ngantri, eh, dipotong. Aku diam pun sebenarnya aku bukan marah, aku heran, "Nih orang napa dah? Kocak.". 

Daripada marah, mending ingatin. Jika tidak mau diingatin, barulah harus tegas. 

Tapi ya aku aneh juga ya. Kok aku diam?

Aku bukan tipe orang yang mudah marah. Kalau pun marah, marahku hanya diam. Tidak dipendam, tapi diam. Karena sebaik-baiknya orang, adalah orang yang amarahnya tidak meluap-luap. Apalagi sampai terlepas. 

Begitu saja cerita kali ini, semoga menginspirasi dan memotivasi. See u, guys.

Wassalamu'alaikum...

Senin, 18 Maret 2024

BLOGGER : PUNYA KENANGAN APA DENGAN BUKU INI?

 Pekanbaru, Selasa, 19 Maret 2023.

Punya kenangan apa dengan buku ini?

Entah bagaimana awal mula buku ini tercipta dan siapa pelopornya pertama kali, tapi yang jelas kita ( umat Islam ) pasti sudah tidak asing dengan buku catatan Amaliyah Ramadhan ini. 

Pertama kali memiliki buku ini, waktu itu aku masih SD kelas 1. Ketika masih TK pernah punya, tapi buku biasa ( yang buku tulis sinar dunia ) ketika baru awal2 belajar mengeja dan menulis. Ditemani oomku ( adik ibuku ) dan dibantu apa2 saja yang harus ditulis waktu itu. Namun hanya sampai 5 hari, tidak pernah lagi aku lanjutkan. Alasannya?  Capek 😅 

Iya, kalian enggak salah baca. Capek doang. 

Ketika masuk SD dan sebelum memasuki awal Ramadhan, kami diberikan buku catatan Amaliyah Ramadhan, gratis. Dulu covernya gambar Masjid Baiturrahman yang ada di Aceh sana. Warnanya full putih dengan garis gambar biru muda. Kebetulan nama Masjid tempat aku tinggal Masjid Baiturrahman juga.  

Aku dan beberapa anak2 lainnya mencatat tuh, isi ceramah setiap sebelum terawih. 

Di papan di luar Masjid, biasanya ditempel jadwal, judul dan nama penceramah di hari 1 sampai dengan 29. Mungkin ada juga yang 30 ya. 

Setelah terawih, buku akan dikumpulkan dan ditandatangani oleh penceramah di malam itu. Sekalian bisa minta cap dengan penjaga Masjid, Imam atau Muadzin. Setelahnya, lanjut tadarus Al-Qur'an sampai pukul 11 malam. 

Menyenangkan memang, tapi itu semua tidak berlangsung lama. 

Lalu apa yang akan dilakukan setelah Ramadhan usai? 

Sudah pasti buku Amaliyah Ramadhan akan dibawa ke sekolah dan dikumpulkan. Dulu kalau kata guru Agama Islam, bakal jadi nilai tambah. 

Sampai suatu saat, ketika aku kelas 3 SMP, aku memutuskan untuk tidak menulis dan membawa buku catatan Amaliyah Ramadhan. Karena sudah 5 tahun sejak kelas 5 SD, sekolah tidak membagikan buku catatan Amaliyah Ramadhan gratis. Disuruh beli sendiri. 

Dari kelas 5 SD sampe kelas 2 SMP, aku beli di toko buku. Harganya masih 3rb - 4rb waktu itu. 

Kelas 3 SMP, aku adalah satu dari sekian banyak anak2 yang tidak menulis dan membawa buku catatan Amaliyah Ramadhan. Aku ditanya dan dibilang, "Nanti enggak naik kelas loh kau.".

Aku gak takut. B aja. Lagipula aku juga heran. Padahal udah ngumpulin buku catatan Amaliyah Ramadhan, tapi nilaiku malah biasa2 aja. Tidak tinggi dan tidak rendah. Malah buruknya, nilai pelajaran agama Islamku ketika masih kelas 1 SMP s/d 2 SMP malah merah. Alias dibawah KKM. Yang artinya, aku harus remedial. 

Remedialnya gampang. Hanya diminta membaca surat2 pendek di dalam juz 30, minimal 10. 

Ada sih beberapa kecuranganku dulu dalam mengisi catatan Amaliyah Ramadhan. Bukan dalam sholatnya, melainkan paraf/tandatangan dan cap. 

Aku lupa pastinya kapan, tapi karena ustadz yang ceramah di hari itu langsung pulang, beberapa kejadian ya, akhirnya aku minta ayahku/ibuku/oomku dan tanteku yang paraf. Soal cap, bisa minta nanti kalau udah mau hari ke-29 atau ke-30. 

Jadi double atau dikumpulkan gitu. Hehe...

Kalau mengingat momen itu, sedih dan senang. Sedih karena teman2 yang dulu seperjuangan dan serating sudah jauh. Senang, karena ternyata masih ada bocil2 yang nyatat buku Amaliyah Ramadhan. 

Kalau kalian punya kenangan apa nih tentang buku catatan Amaliyah Ramadhan ini?

Tulis di kolom komentar ya 😁

See you...



Sabtu, 09 September 2023

BLOG KULINER JELEK-JELEK PENULIS : KUE BOLU PAKAI SAOS

 Assalamualaikum Wr. Wb 

Selamat pagi, siang, sore dan malam buat kalian semua. Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan dan perlindungan oleh Allah SWT. Juga dipermudah segala urusan dan pekerjaan. Aamiin ya Rabb... 

Sebelumnya perkenalkan, namaku Ridho. Biasa dipanggil Rido. Aku kelahiran bulan april, tahun 1996. Hobiku penulis dan cita2ku jadi berenang. 

Aku mau bahas jaman2 pas masih ngekos. Dulu banget. Aku pernah makan makanan yang dirasa orang lain aneh, dan mungkin kalian juga merasa aneh juga. 

Hari itu aku pulang kerja, jam 5 sore. Karena tanggal udah tua dan isi dompet beberapa lembar uang 2rb dan 5rb, juga beberapa ekor lalat yang entah datang darimana, aku memutuskan untuk membeli pisang goreng. Dengan membawa nasi dari tempat kerja. Alhamdulillah, diperbolehkan. 

Sesampainya di kos, aku makan nasi pake pisang goreng dan saos sambal. 

Temanku, sebut saja si Fulan, "Emang enak ya?". 

Aku diem, tapi dalam hati, "Enak enggak enak, yang penting kenyang.". 

Itu yang pertama. 

Yang kedua, "Sholat malam dirikanlah.".

Namanya adalah buah mangga. Aku mendapatkannya di pasar, karena lagi murah. 10rb sekilo. 

Setelah memasak di mejikom, aku kupas mangga dan aku makan pake nasi. 

Enak? Ya enak dong. Namanya juga lapar. Rasanya kayak hambar bercampur manis. Untungnya aku mendapatkan mangga yang bagus dan matang. 10rb enggak sia2 dah. 

Hari itu aku enggak punya teman kos, alias sendirian. Temanku balik kampung ke Batam. 

Terus yang ketiga, makan bubur pake nasi. 

Agak absurd emang, tp enak. Karena hari itu uangku sisa 3rb dan kalau beli mie, enggak kenyang. Paling cuma sampe 2 jam, udah lapar lagi. 

Aku makan jam 8 nih, terus jam 10, udah lapar lagi. Biar pun badanku agak kurus, gini2 makanku banyak. Dan makanku enggak pilih2. 

Pokoknya selain makanan dan minuman yang haram dikonsumsi menurut keyakinan yang aku anut, aku enggak suka. Apalagi aku enggak teman makan teman. 

Makan nasi pake garam? 

Menurutku itu enggak aneh, tapi lebih ke respect. Yang penting ada rasanya. Kalau makan nasi aja, pernah. Tapi sambil nonton video konten kreator mukbang bebek bakar di YouTube. 🤭 

Terus yang terakhir, ....

Makan nasi pake kue bolu dan makan kue bolu pake saos sambal. 


Biasanya aku suka kek gini kalau di kondangan, acara pesta gitu. Entah akikah, pernikahan, khitan, dll. 

Makan pisang pake saos sambal apalagi. Beuuhh... nikmatnya, seperti menjadi Ironman (bacanya versi Indonesia). 

Adik sepupuku komentar pas aku makan kue bolu pake saos sambal, "Iish, aneh kali. Ada pula makan bolu pake saos.". Aku diem, tapi dalam hati, "Udah kayak Ivan Gunawan aja. Komentar mulu.".

Gitu aja cerita blog kuliner aneh ala Jelek-Jelek Penulis. Maaf kalau kurang seru. Namanya juga amatir. Fufufu 🤭 

Terimakasih karena sudah mampir untuk membaca. Mohon maap bila ada kekurangan dan salah ketik. 

Wassalam... 

 


Selasa, 06 Juni 2023

JELEK-JELEK PENULIS : SELAMAT BERISTIRAHAT, LEGEND.

Assalamualaikum Wr. Wb 

Kalau ditanya siapa pemain sepakbola favoritku, yang pertama kali terucap olehku adalah Zlatan Ibrahimovic. Namun pemain sepakbola yang pertama kali aku dengar namanya dan aku ketahui adalah Adrian Mutu. 

Karena ketika masih bocah dulu, kalau main PS2, aku lebih sering main Mortal Kombat atau Dragon Ball. Ketika pertama kali main game Winning Eleven, klub yang pertama kali kupakai adalah Arsenal. Itu pun asal pilih. 

Sampai suatu hari, temanku bilang, "Mutu nih bagus mainnya. Nyekor terus.". Aku selalu kalah kalau main game sepakbola. Sampai sekarang sebenarnya juga. Menangnya cuma sesekali. 

Aku pun berlatih main Winning Eleven, sampai aku dibelikan Jersey Inter dengan nomor punggung 32 dan nama Recoba. Jersey keduaku, Robben, jersey Timnas Belanda. Lalu Ronaldinho, dengan nomor punggung 10, ketika masih bermain untuk Barcelona. 

Namun sebenarnya aku adalah fans Barcelona dulunya. Bukan karena ada Messi, melainkan Ronaldinho. 

Ada dua pemain yang membuat aku ngefans sama Barcelona, Samuel Eto'o dan Ronaldinho. Namun ada satu pemain lagi yang kemunculannya membuat aku ngefans berat, yaitu Zlatan Ibrahimovic. 

Zlatan Ibrahimovic didatangkan dari Inter, dengan menukar Samuel Eto'o + dana tambahan. 

Zlatan Ibrahimovic ketika masih bermain membela Manchester United

Meski memilih membela Manchester United, tapi aku tetap ngefans sama ini pemain. Karena waktu itu aku sudah menjadi fans Liverpool ( sejak musim 2007 setelah kekalahan di final UCL vs AC Milan ). 

Meski mengakhiri karir tanpa memenangkan tropi si kuping besar alias UCL, tapi Zlatan Ibrahimovic tetaplah seorang legenda dan pemain dengan karir yang cemerlang menurutku. Dan mungkin buat para fansnya. 

Aku menyebut, Zlatan Ibrahimovic adalah the next Eric Cantona. Kalian tau sendiri Eric Cantona seperti apa dan bagaimana cara bermainnya. Apalagi sifat arogan mereka hampir sama. Meski Zlatan Ibrahimovic tidak sampai menendang dan melampiaskan kekesalannya pada fans lawan atau fans klub yang sedang dibelanya. 

Selamat beristirahat, legenda.

Minggu, 21 Mei 2023

BLOGGER ANIME : EMAK TERBAIK DI ANIME versi Jelek-Jelek Penulis

 Assalamualaikum Wr. Wb 

Selamat pagi, siang, sore dan malam. Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan dan kemudahan dalam menjalani segala urusan dan pekerjaan kita sehari-hari. 

Udah lama nih aku enggak bahas anime. Kangen juga ya nonton anime, apalagi anime Konosuba khusus membahas kehidupan waifu kesayanganku, Megumin, baru aja rilis. Aku belum nonton, karena masih sibuk dan belum bisa meluangkan waktu untuk menontonnya. 

Dilihat di fesbuk dan beberapa medsos lainnya, apalagi di grup wibu, katanya Yor Forger dan Ai Hoshino baru aja dinobatkan sebagai mama atau emak terbaik. Kalau ditanya setuju apa enggak, aku setuju aja.

Tapi aku punya list emak terbaik di anime, versiku sendiri. Yang pastinya ini adalah anime yang aku tonton. Karena udah jarang nonton anime dan sering kerja.

 Berikut daftarnya : 

5. Irene Belserion ( Fairy Tail, ibu dari Erza Scarlett. )

Irene Belserion adalah salahsatu karakter yang muncul di penghujung manga dan anime Fairy Tail. Sejak awal kemunculannya, Erza Scarlett digambarkan sebagai seorang bocah yang yatim-piatu, bersama teman2 dan ayangnya, Jellal. 

Kemunculannya hanya sebentar, namun meski begitu tetaplah sosok mama Irene tidak terlupakan. 

( Apalagi pas mengambil alih tubuh Wendy. )

4. Carla Yeager ( Attack on Titan, ibu Eren Yeager. )

Attack on Titan adalah salahsatu anime yang aku agak telat menontonnya. Dikarenakan aku kuliah dan banyak tugas. Namun setelah menontonnya, aku jadi agak kecewa karena ibunya Eren dengan tipikal rambut emak2 yang tidak berumur panjang. Yang ternyata matinya dimakan sama emak tirinya Eren pula, yang berubah menjadi Titan Smile. 

Meski enggak menonton animenya sampai selesai, tapi aku membaca manganya. Sebab cukup lama menunggu animenya lanjut, jadi baca manga aja. Biar cepet. 

Hehe ... 

3. Asaba Mother ( Kimi to Boku, ibu Yuta dan Yuki Asaba ) 

Memiliki anak kembar mungkin adalah keinginan banyak para perempuan di dunia ini. Apalagi anaknya laki-laki sepasang dan ganteng pula.

Yuki ( Baju Hijau ) dan Yuta ( Baju Abu2 )

Yuta Asaba dan Yuki Asaba, kembar tapi memiliki sifat yang berbeda, namun saling melengkapi satu sama lain. Yuta yang tidak menyukai manga, anime dan game, sering menemani adiknya Yuki yang sangat suka membaca manga, menonton anime dan bermain game. 

Di dalam manga dan anime Kimi to Boku, ibu mereka tidak pernah terlihat marah sekali pun. Bahkan ketika mereka berdua mengaku jujur sudah memecahkan piring kesayangan milik ayah mereka, ibunya malah tertawa, sementara ayah mereka bingung, "Sejak kapan kita punya piring seperti ini?". 

2. Uzumaki Kushina ( Naruto, ibu Naruto. ) dan Nara Temari ( Boruto, ibu Shikadai. )


( Langsung digabung aja ya. Hehehe... )

Tidak perlu bercerita dan menulis banyak, karena kita memang sudah tau, Kushina mati setelah mengorbankan dirinya bersama Minato, setelah Naruto lahir, demi keselamatan warga desa Konoha dari serangan Kyubi, rubah berekor 9. 

Sementara Temari, kuakui ia adalah ibu yang tegas. Sama halnya seperti Hinata, Ino dan Sakura. Kalau Tenten? ( Tenten beneran nikah sama Lee ya? Aku belum nonton Boruto sejauh itu. Cuma 2 episode doang. )

Tapi aku lebih memfavoritkan mama Kushina dan Temari. Kalau kalian gimana? 

1. Yuigahama Mama ( Oregairu, ibu Yui. )

Kenapa ibunya Yui ada di nomor satu? 

Masih sangat ingat olehku, ketika Hachiman lebih memilih Yukino daripada Yui. Lalu Yui pulang dan langsung menangis, sambil memeluk ibunya. 

Ketika Hachiman pergi ke rumah Yui, waktu itu Gahamama (ibunya Yui) sangat mendukung anaknya dekat dengan Hachiman. Bahkan Yui sampai malu karena ibunya mengatakan kalau Yui sering bercerita tentang Hachiman padanya. 

Memang tipikal ibu banget menurutku. Ini kalian jangan pada mikir yang aneh-aneh loh ya. Apalagi buat yang udah nonton animenya. 

Bonus (+)

* Trisha Elric ( Fullmetal Alcemist, ibu Edward dan Alphonse Elric. )

Seperti ibunya Eren, ibu dengan tipikal model rambut tidak berumur panjang. Kemunculannya pun juga sedikit, namun sangat berpengaruh bagi Edward dan Al. 

Meski enggak bisa dihidupkan lagi oleh Edward dan Al, namun setidaknya Edward dan Al memulai perjalanan mereka, hingga mereka bisa bertemu dengan ayah kandung mereka. Meski diragukan kalau yang mereka temui adalah klon dari ayah mereka, bukan yang asli. 

***

Itu saja dariku. Mungkin banyak yang tidak setuju dan sama, karena setiap orang memang memiliki pendapat dan persepsi yang berbeda-beda. 

Jika ada masukan, bisa dikomen di bawah. Aku mau lanjut nyari link  buat nonton sequel Konosuba yang membahas kisah Megumin. Muehehehe... 

Wassalam ... 




Sabtu, 06 Mei 2023

BLOGGER : Emang Bener Ya?

 

Nongki Bacem ver 2.0 
Lokasi : Puncak Lawang 25

Assalamualaikum Wr. Wb

Lagi enak2 makan nastar sisa lebaran, tiba2 aku bersin 2x. Lalu aku bilang, "Ada yang lagi ngomongin aku nih." sanking pedenya. Padahal aku yakin itu hanyalah mitos dan tidak benar adanya. 

Banyak mitos2 yang banyak kita dengar langsung dari orangtua, om, Tante, kakek, nenek, sahabat, teman, pacar, mantan pacar, gebetan, mantan gebetan, guru, penjaga sekolah, satpam, SPG rokok, instruktur senam, pak Lurah, pak RT, pak RW, pak Camat, paman, bibi, dll. 

Ketika masih kecil, segini 👌🏻, aku nyapu dan ibuku bilang, "Nyapu yang bersih. Nanti kau dapat bini jenggotan.". Karena masih polos dan hijau, aku takut dan aku iyain aja. Aku nyapu lebih bersih. 
Pas udah gedek, "Emang ada ya cewek yang jenggotan?". 

Lalu ada lagi mitos jangan makan di tengah pintu, katanya nanti bisa kena sambar halilintar 'ashiap'. Akhirnya aku pindah dan pas gedek aku baru ngeh, "Kan biar enggak menghalangi jalan aja ya kan.". 

Jangan potong kuku malam2, nanti nikahnya di usia tua. Padahal biar aman dan pas motong kuku, enggak luka. Apalagi kalau agak gelap atau remang2 tempat kita potong kukunya. 

*

Menurut kalian, mitos yang aku sebutkan di atas benar adanya atau tidak? 
Atau orangtua atau keluarga kita memang ingin menakut-nakuti saja? 

Apa kalian ada mendengar mitos selain mitos yang aku sebutkan diatas? 

Selasa, 02 Mei 2023

BLOGGER : #7 JELEK-JELEK PENULIS KELILING SUMBAR ( Sijunjung - Solok - Padang - Pariaman - Angso Duo - Puncak Lawang - Bukti Tinggi - Payakumbuh ) ft. Nongki Bacem ver 2.0

 

Aji - Ojak - Mardi - Ridho
📸 : Tumpukan Batu 
Lokasi : Puncak Lawang 25


* Bukit tidak rendah a.k.a Bukittinggi

Perjalanan meninggalkan Puncak Lawang menuju Bukittinggi terasa sangat menyenangkan, meski ada rasa sangat was-was dan memang harus berhati-hati. Karena rute yang kami lewati cukup terjal dengan turunan dan naikan yang curam, ditambah licin. Salah sedikit mengerem, bisa2 kami pulang hanya tinggal nama. 

Namun Alhamdulillah kami selamat dan sehat wal Afiat. Pemandangan di kiri dan kanan juga tampak sangat indah, karena memang seperti namanya, Bukittinggi. Tinggi!

Jalanan tampak licin, karena memang terdapat mata air di sekitar bukit yang melintasi jalanan beraspal. Jalannya juga kecil dan hanya cukup untuk motor. Bisa dikatakan kami lewat jalan tikus, yang memang diarahkan oleh mbak Google. 

Sempat kami bertemu dengan mbak2 naik mobil yang ingin ke Puncak Lawang dan bertanya jalan. Kami sempat meragukan apakah bisa mobilnya si mbak bisa melewati jalan yang ada di depan. Karena memang kecil dan cukup untuk satu mobil saja. 



Kami terjebak macet dan diarahkan entah kemana oleh bapak polisi yang menjaga. Namun kami tetap bersabar, karena memang kami berempat belum pernah melihat Jam Gadang secara langsung. 

Bisa dikatakan ini adalah perjalanan perdana Nongki Bacem ver 2.0, yang semua anggotanya belum pernah melihat batu Malin Kundang, Pantai Air Manis, Jam Gadang, nyebrang ke Pulau Angso Duo. Hanya Aji yang pernah mampir ke Mesjid Raya Padang. 


Akhirnya kami memutuskan untuk parkir di parkiran Mall. Karena memang susah cari parkiran yang dekat sekitaran Jam Gadang. Saya membuka mantel yang kami pakai dan membentangkannya agar airnya turun dan nyaman dipakai. Ojak memakai sepatunya, sementara saya pakai sendal yang sebelumnya saya beli di Naras. 

Setelah memastikan barang2 yang kami bawa sudah aman dan dibawa, kami berjalan keluar dan ...


.. apa yang selama ini kami lihat hanya di google, kalender, foto liburan orang lain (termasuk adik saya dan keluarga kami), sekarang kami sudah bisa melihatnya langsung, yaitu Jam Gadang. 

Memang hanya jam, tapi perjalanan untuk melihatnya sangat puas. Meski lelah dan harus bermacet ria, juga hujan2an. 

Mardi dan Aji langsung mengabari orang terdekat mereka, baik keluarga dan teman, kalau mereka sudah sampai di Bukittinggi. Sudah bisa melihat Jam Gadang juga. Saya dan Ojak ikut juga, walau hanya sebentar. 

Ojak - Ridho - Aji 
Mardi
Lokasi : Jam Gadang, Bukittinggi.

Ridho - Ojak - Mardi - Aji 

Masih dengan gestur tangan andalan kami. Terlihat siapa yang paling sumringah dari kami semua, yaitu Ojak. Saya sering melihat gambar Jam Gadang di foto milik adik saya, yang sekarang saya sudah bisa melihat langsung Jam Gadangnya. Meski telat, tapi puas. Karena hampir seluruh Sumbar kami taklukkan dengan Scoopy milik Ojak. Hehehe... 

Terkesan biasa saja, tapi wow untuk kami. Meski budget kami pas2an. 

Andai kami sempat ke Pagaruyung, namun karena harus dikejar waktu, kami memutuskan ke Payakumbuh dan menginap di rumah saudara Ibunya Ojak. 

Sebelumnya kami foto masing2. Saya hanya foto beberapa. Hehehe...



Sebenarnya ada foto lainnya, tapi saya hanya akan memasukkan beberapa saja ke dalam cerita. Jika ada yang heran, mana foto Aji, Ojak dan Mardi, jika mau saya akan masukkan di postingan selanjutnya ( setelah semua part selesai ). Hehehe... 

( Kali aja ada tim MTMA yang ingin menawarkan kami perjalanan jauh dan disponsori. Apalagi Honda. Kami naik Scoopy loh. Hehehe.. )

Sebelum memutuskan meninggalkan Bukittinggi, Ojak dan Aji menarik uang di ATM lagi. Untuk membeli oleh2 dan isi bensin menuju Payakumbuh. Sementara saya dan Mardi tidak. Saya masih ada dana dadakan dan Mardi pegangannya masih cukup. 

Ini benar2 perjalanan perdana kami yang mendadak, karena direncanakan hanya 1 hari 1 malam. Alhamdulillah nya kami punya tabungan dan pegangan. 

Ojak yang memang sudah bekerja, Aji juga bekerja, tapi dari rumah. Mardi yang baru saja selesai kontrak kerja dan saya yang sudah menganggur kurang 2 bulan lebih. Kami memiliki tabungan dan bisa memberi THR di setiap rumah yang kami datangi. 

Oh iya, satu lagi. Untung ingat.

Jelek-Jelek Penulis sudah sampai di Puncak Lawang.
📸 : Mardi

Jelek-Jelek Penulis sudah sampai Bukittinggi.
📸 : Mardi 

Jaket kebanggaan dan blog saya ini, saya benar2 perjuangkan. Demi orangtua, mimpi, cita2 dan motivator saya, Raditya Dika, dengan blog, film dan buku Kambing Jantan, akhirnya saya sampai di Sumbar. Alhamdulillah, sudah sampai Medan juga. Namun tidak sempat saya foto, karena hape saya rusak kameranya. 

* Rute terakhir 

Rute terakhir kami sebenarnya adalah Padang Mangateh, tempat peternakan sapi yang kata Aji bagus dan indah pemandangannya. 

Namun sayang, kami tidak diberikan izin untuk masuk. Karena sedang ada vaksinasi untuk hewan ternak disana. Jadi saya hanya bisa memoto dari luar saja. Memang indah sepertinya. 


Sore itu kami memutuskan untuk balik ke Pekanbaru. Sebelumnya kami membeli oleh2 untuk keluarga di Pekanbaru. 

Noted : 

Kami berpapasan dengan ambulan yang membawa ketiga korban tabrakan di Jalan Raya Kubang, yang kami tidak tau sebelumnya akan kejadian itu. Karena kami terlalu sibuk dengan Google Maps dan membatasi paket internet kami, karena keuangan yang menipis. 

Kami baru menyadarinya setelah beberapa jam tiba di rumah dan beristirahat. Aji mengabari kami dan kami sangat bersyukur, karena Allah SWT masih memberikan kami kesempatan untuk terus beramal dan beribadah kepada-Nya. 

Di lain sisi, kami mengucapkan Turut Berduka Cita atas korban yang bernama Annisa, Zahra dan Tomo. Semoga almarhumah dan almarhum ditempatkan di sebaik2 tempat dan dimaafkan segala dosanya. Diterima segala amal ibadahnya oleh Allah SWT, Aamiin ya Rabb... 

* Kenapa nama kami Nongki Bacem ver 2.0?

Nongki adalah sebutan untuk nongkrong. Sementara bacem adalah dagangan Aji dulu di tongkrongan yang paling sering kami beli. Namun setelah Aji memutuskan berhenti jualan bacem dan fokus jualan bandrek, kami sering menyindir Aji, hingga membuatnya kesal. 

Akhirnya Aji tutup usaha, karena bandrek dan dimsum ternyata tidak begitu worth it atas usahanya. 

* Kenapa ver 2.0?

Dulu saya pernah membuat grup, yang anggotanya bertiga, yaitu saya, Ojak dan Ridho Rasyid. Nama grupnya R2O, singkatan dari 2 Ridho dan 1 Ojak. 

Namun grupnya tidak bertahan cukup lama, karena Ridho Rasyid harus kuliah dan jarang nongkrong dengan kami. Alhasil kehilangan Ridho Rasyid digantikan oleh Mardi, lalu Aji. 

Nama awal adalah hanya 'Nongki Bacem' lu inisiatif saya berubah menjadi 'Nongki Bacem' ver 2.0'. 

Bonus : 

Lokasi : Rumah Mardi

Akhir kata, saya ucapkan terimakasih karena sudah membaca cerita perjalanan Nongki Bacem ver 2.0 menaklukkan Sumbar dengan Scoopy. 

Mohon maaf jika ada salah kata dan perbuatan dan semoga kita semua selalu diberikan kemudahan dalam menyelesaikan urusan dan pekerjaan kita semua. Buat yang belum kerja, semoga bisa segera mendapatkan pekerjaan. Yang udah dapat kerja, semoga bisa konsisten dengan pekerjaannya. 

Yang jomblo, segera dapat pasangan dan yang udah punya pasangan, semoga segera dipermudah segala urusannya untuk lanjut ke jenjang yang lebih serius. 

Wassalam.


Ttd, 



( Nongki Bacem ver 2.0 ) 




BLOGGER : #6 JELEK-JELEK PENULIS KELILING SUMBAR ( Sijunjung - Solok - Padang - Pariaman - Angso Duo - Puncak Lawang - Bukti Tinggi - Payakumbuh ) ft. Nongki Bacem ver 2.0

 

Aji - Ojak - Mardi - Ridho
📸 : Tumpukan Batu 
Lokasi : Puncak Lawang 25 

* Tujuan Yang Tercapai dan Di Luar Ekspetasi 

Alhamdulillah, tujuan utama kami tercapai, yaitu menyebrang. Setelah lama tidak melintasi laut, akhirnya saya bisa merasakan udara laut yang menyegarkan. Meski celana kami tidak bisa dipakai karena sudah terkena air laut. Mau dicuci, sebaiknya direndam dulu agar tidak korosi. 

Alhasil, saya dan Ojak ganti celana ( terlihat di foto setelah dari Pariaman, Angso Duo. ). Saya memakai celana longgar santai bergambar batik dan Ojak dengan celana pendek biru muda. Aji masih setia memakai celana panjang yang sejak awal memang sudah mereka pakai. Mardi menukar celananya dengan warna yang sama dengan celana awal saya, coklat. 

Saya dan Ojak tidak membawa banyak kaos, hanya dua. Mardi membawa cukup banyak celana dan kaos. 

Khusus ketiga teman saya, Aji, Ojak dan Mardi, mereka ternyata membawa kemeja. Saya yang tidak terbiasa memakai kemeja di perjalanan karena tidak suka panas2an, lebih suka membawa switer dan jaket ( termasuk jaket Jelek-Jelek Penulis. 

Sepanjang perjalanan menuju ke rumah saudara Mardi, kami disuguhi dengan pemandangan pantai di sebelah kanan dengan saya dan Ojak nyeker kembali ( saya belum beli sendal di Naras ). 

Dengan kaki yang masih berpasir-pasir, akhirnya kami tiba di rumah saudaranya Mardi, tepatnya paman dan bibinya. 

Ada kejadian di luar ekspektasi kami. Ojak ditelfon pamannya, untuk mampir ke tempatnya. Karena memang dekat. Aji juga ingin ke ATM untuk menarik uang, karena uang pegangannya mulai menipis. Bahkan saya dan Ojak akhirnya memakai dana darurat kami. Di luar ekspektasi memang. 

Kami mengira akan hanya habis sekian2, tapi ternyata lebih. Tapi lega dan terasa luas, karena memang liburan kali ini sangat menyenangkan. 

Mardi tidak bisa ikut kami ke tempat pamannya Ojak, rumah peninggalan kakek dan neneknya. Kami terjebak hujan dari sore hingga malam hari, pukul 7, setelah sholat Maghrib. 

Ojak - Aji - Ridho 
📸 : Kursi dan Hape Saya

Sayang sekali Mardi tidak bisa ikut dengan kami, karena setelahnya kami makan bakso di Naras, tak jauh dari rumah kenalan saya yang sudah saya anggap seperti orangtua saya sendiri. 

Namun sayang, saya tidak bisa berjumpa dengan mereka, karena sedang ada acara disana. Kami pun memutuskan balik ke rumah kakeknya Ojak dan beristirahat disana. 

* Menuju Puncak Lawang dan Rute Terakhir 

Kami berangkat ke tempat saudaranya Mardi, pagi setelah sarapan dan beraya di rumah pamannya Ojak. Di mana Mardi sudah menunggu kami di rumah saudaranya. 

Kami dibekali nasi dan lauk untuk dimakan ketika istirahat nanti. Kalau makan di jalan jelas tidak mungkin, makannya harus di pinggir jalan. Nanti bisa kena tabrak kalau makan di jalan. 


Kami beristirahat sebentar dan melaksanakan sholat Zuhur dahulu. Disini Mardi dan Aji sholat duluan, karena saya dan Ojak harus menjaga motor yang diparkirkan di luar. 

Sambil ngemil gorengan dan sedikit ngobrol membahas apa yang akan kami lakukan di Puncak Lawang nanti, kami sedikit tertawa karena teringat dengan Kodok Pangkalan. 


Perjalanan kami masih panjang. Saya menyetir motor Ojak dengan Ojak saya bonceng. Sementara Aji membonceng Mardi. 

Jalanan tanjakan dan turunan yang curam kami lewati. Dengan hati2 (bukan paru2) dan waspada, akhirnya kami tiba di tujuan kami. Meski saya dan Ojak sempat kehilangan Aji dan Mardi, yang ternyata mereka sudah berada di puncak dan tidak masuk ke dalam wisata Puncak Lawang. 

📸 : Aji 

Kami tiba di Puncak Lawang dengan perasaan puas dan bangga. Langsung saja kami membeli minuman hangat untuk diminum, karena memang cuaca sedang dingin banget. Bahkan danau dibawahnya tidak terlihat lagi, karena tertutup embun entah awan. 

Ojak yang tidak memakai jaket karena jaketnya masih basah, akhirnya memakai jaket dan switer saya. 

Nasi dan lauk yang dibawakan bibi dan neneknya Mardi kami makan di Puncak Lawang 25, di tengah cuaca hujan dan menyeduh kopi hangat. 

Cuaca benar2 dingin dan berkabut. Kamu memutuskan untuk semakin memelankan laju motor, meski kami dikejar waktu sebenarnya. Namun sebelum meninggalkan Puncak Lawang dan pergi ke Rute Terakhir, seperti biasa kami foto2 untuk dijadikan kenang2an. Tahun depan atau lain waktu, belum tentu kami bisa menikmati perjalanan bersama lagi. 

Ridho - Aji - Mardi - Ojak 

( Danaunya mulai kelihatan setelah hujan reda. Masih dengan gestur tangan 'muncung' kami. )

Ridho - Aji - Mardi - Ojak 

( Ketika makan, menikmati nasi dan lauk yang dibawakan bibi dan neneknya Mardi. Disini saya sudah menukar jaket saya, ke jaket Jelek-Jelek Penulis. Selain karena cuaca dingin, saya juga kedinginan dan ingin foto dengan jaket kebanggaan saya ini. Ojak juga sudah memakai switer dan jaket saya. )

Note : Disini saya tidak memakai kaos dalam, tapi saya memakai switer Nike yang saya pakai ketika di Pantai Air Manis. Meski tebal, tapi tetap dingin juga. Benar2 dingin. 

Ada pun foto2 lain kami yang saya jadikan sampul untuk cerita perjalanan kami ini : 

Aji - Ojak - Mardi - Ridho 
📸 : Tumpukan Batu 

Aji - Ojak - Mardi - Ridho
📸 : Tumpukan Batu 

Ojak - Ridho - Aji 
Mardi

Aji - Ridho - Mardi - Ojak 

Di perjalanan kami ini, saya berpikir, "Sepertinya perjalanan kami tidak akan bisa terjadi lagi di masa yang akan datang.". Karena setiap manusia memiliki jalan hidupnya masing2. 

Bahkan saya sudah sulit untuk berjumpa dengan dua sahabat saya dan kembali seperti dulu, karena memang kami sudah disibukkan dengan urusan dan memiliki kehidupan masing-masing. 

Saya ngobrol dengan Ojak tentang rencana kami di masa yang akan datang, "Ke Sumatera Utara, pak.". Saya langsung terdiam, karena memang ke Sumatera Utara jauh lebih menyenangkan, namun lebih lebih lagi capeknya. Bisa2 pantat kami tepos sampai Medan. 

"Naik mobil, pak." kata saya, dan Ojak, "Gas!!". 

* Lanjut Bukittinggi!!!!

Sempat ada tanda jalan yang menunjukkan kalau ke Medan belok ke kiri. Lalu saya dan Ojak menyalakan sen ke kiri dan Aji yang menyetir motor di belakang kami langsung terperanjat. "Gas!!!"

Sementara Mardi, "Mati aku nanti woy!".

---- Gas ke part #7, guys. 








Jumat, 28 April 2023

BLOGGER : #5 JELEK-JELEK PENULIS KELILING SUMBAR ( Sijunjung - Solok - Padang - Pariaman - Angso Duo - Puncak Lawang - Bukti Tinggi - Payakumbuh ) ft. Nongki Bacem ver 2.0


Aji - Ojak - Mardi - Ridho 
📸 : Tumpukan Batu
Lokasi : Puncak Lawang 25

* Malin Anak Durhaka 

Pastinya kita sering mendengar kisah Malin Anak Durhaka yang dikutuk Ibunya jadi batu ketika masih kecil, baik itu TK ataupun SD. Untuk membuktikan benar adanya kisah itu, akhirnya kami berhasil sampai ke tempat tersebut, yaitu Pantai Air Manis. 

Untuk tiket masuk satu motor 25rb, bukan per orang. Lalu di dalam juga ada parkir motor kena 5rb. 

Lokasi : Pantai Air Manis 
📸 : Ojak 

Sebelum sampai ke Pantai Air Manis, kami isi perut dulu dengan lontong. Ditemani kucing lucu oyen-putih yang bernama bule. Karena memang dari Mesjid Raya Padang kami belum dapat tempat makan. 

Bule

Ada satu lagi yang sangat kami berkesan, yaitu melewati jembatan kecil di Kota Tua, dekat jembatan Siti Nurbaya. 


Kami tukaran supir. Saya dengan Ojak, Ojak yang bawa. Sedangkan Aji dan Mardi, masih Aji yang bawa. 

Pemandangan di sebelah kanan kami adalah Dermaga yang mengarah ke Laut luas. Banyak kapal bersandar di Dermaga. Mulai dari kapal ikan, penumpang, barang dan milik warga setempat. Pemandangan yang tidak akan pernah kami dapatkan di Pekanbaru. 


Setibanya kami di Pantai Air Manis, kami langsung menikmati indahnya pantai dan memarkirkan motor di tempat yang aman. Tadinya kami mau sewa ATV, tapi tidak jadi karena dana kami tidak mendukung, karena perjalanan kami masih panjang. Masih ada 3 tempat yang harus kami kunjungi. 

Isi perut dulu, guys.👌🏻 


Disini saya merasa bernostalgia karena ini kali kedua saya main ke pantai. Namun sayangnya kami tidak bisa basah2an karena harus ke Pariaman setelah ini untuk menyebrang pulau. 

Ojak - Ridho - Mardi - Aji 
📸 : Abang2 Yang Lagi Main Sama Anaknya di Sekitar Pantai

Aji - Ridho - Ojak
📸 : Mardi 
Ceritanya kendid

Aji - Ridho - Ojak
Mardi 
👍🏻 

Sempat kami berdebat tentang Batu Malin Kundang. Benar atau tidaknya, kami mengambil hikmahnya, kalau jadi anak tidak boleh durhaka dengan orangtua, apalagi dengan Ibu. 

Kami tidak foto di Batu Malin Kundang karena ngantri lama. Ada petugas jasa foto dan itu lama banget. Kami tidak mempermasalahkan bayarannya, tapi lama dan kami dikejar waktu. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk pergi dari Pantai Air Manis menuju Pariaman. 

Memang tujuan kami hanya jalan2 dan sekalian mampir ke tempat saudara atau orang yang dikenal. Juga ingin beraya atau lebaran. 

* Lanjut ke Pariaman dan Angso Duo 

Lokasi : Pantai Gandoriah, Pariaman. 

Alhamdulillah, kami tiba di Pariaman dan langsung menuju Pantai Gandoriah. Sebelum menyebrang, kami mendaftar dulu agar bisa naik kapal. Untuk satu orang dihargai 50rb, dengan diberikan fasilitas yang sudah ditentukan. 

Ini adalah kali pertama kami menyebrang dan rasanya cukup deg-degan, ditambah rasa was-was, karena baru saja pukul 3 pagi ada gempa. 


Harus buka sepatu, karena nanti bisa basah kalau kena air pasang, ditambah kapalnya juga cukup tinggi untuk naiknya. Saya dan Ojak kebasahan bagian lutut hingga ke bawah kaki. Kami berdua duduk paling belakang, dekat mesin. Sementara Aji dan Mardi agak ke depan karena mereka memang sudah duluan. 

Ridho - Ojak 
📸 : Aji 
Mardi di depannya lagi. 
( Dengan gaya andalan kami berempat. )

Bukan pertama kali kami melihat laut, tapi menyebrangnya yang pertama kali. Ombak yang cukup tinggi untungnya tidak membuat kami mabuk laut ( kalau mabuk janda enggak tau lah ya ). 

Sepatu kami hampir saja basah. Semisal basah, selesai sudah kami. Nyeker terus sampai Pekanbaru. Karena cukup kami nyeker dari Bangkinang sampai Padang di perjalanan, karena hujan. Kami memang cocok disebut si paling nyeker. 

Kami sempat naik pisang boat atau banana boat, tapi sayangnya tidak sempat direkam. 
Hanya rekaman ini yang kami dapat. 


Kalau saya diminta menilai tentang Pulau Angso Duo, 8/10. Sedangkan wahananya, 6,5/10. Tapi Alhamdulillah, rasa lelah kami terpuaskan di Pulau Angso Duo dan tujuan utama kami tersampaikan, yaitu menyebrang pulau. 

Sambil duduk di pinggir pantai dengan pasir putih, saya berpikir, kapan lagi bisa ke sini dengan teman2, karena pastinya kami akan langsung disibukkan dengan rutinitas kami di Pekanbaru. Bekerja pastinya. 
Ditambah kamu juga masing2 sudah memiliki pasangan, kecuali Mardi. 

( Yang suka sama Mardi, ayo buruan. Nanti komen aja kalau mau minta nomor rekeningnya. )

Ridho - Aji - Ojak
Mardi 
Lokasi : Angso Duo

Disini saya, Aji dan Ojak masih belum beres2, sedangkan Mardi sudah. Cuaca panas membuat kami memutuskan untuk balik ke seberang pulau lagi dan pergi ke tempat keluarga Mardi yang ada di Ulakan. 

Sebelumnya saya foto sendiri untuk kenang2an. Karena mungkin sulit untuk mengulangi perjalanan kami ini. 

Ditambah saya mau foto untuk memperlihatkan kalau Jelek-Jelek Penulis sudah sampai Angso Duo. 



Kemana lagi nih Jelek-Jelek Penulis? Hehehe... 😁 

* Kapan minum teh telurnya? 

Hoho... iya juga ya. 


Bonus : Saya dan Ojak nyeker