Lokasi : Puncak Lawang ( sebelah kiri )
Aji - Ojak - Mardi - Ridho
📸 : Tumpukan Batu
* Setibanya kami di Solok
Alhamdulillah, kami tiba di Solok. Kami sempatkan untuk mengisi perut di salahsatu warung di pinggir jalan. Alhamdulillah, tidak tertipu harga.
Tepatnya disini. Pas di kelokan. Tujuan kami selanjutnya adalah kebun teh. Disini kami kehabisan air buat minum dan bensin juga sudah tinggal 3 batang. Cuaca mau mendung. Untungnya kami bawa mantel. Meski Mardi harus basah2 karena harus bagi dua dengan Aji. Aji pakai mantel bagian badan dan Mardi pakai mantel bagian bawah/kaki.
Saya dan Ojak memakai mantel yang dua kepala dan panjang. Meski harus hati2, agar ujung mantel tidak masuk ke dalam ban belakang yang sedang berputar.
Aji - Ojak - Mardi - Ridho
📸 : Tumpukan Tas Saya dan Aji dan hape kami (selain hape Aji).
Papa Zola!!
Bukan Nazi loh ya
Ini adalah kali pertama kami ke Solok dan foto di Kebun Teh ini. Saya sendiri ini adalah kali kedua foto di Kebun Teh. Sebelumnya saya pernah ke Sumatera Utara, tepatnya ke Sidamanik, tahun 2017.
Bedanya, kebun teh di Sidamanik sepertinya lebih luas dan lebih besar. Sama2 bagus, tapi kata Ojak, kebun teh yang di Solok ini sedang mati. Tapi tak apa, yang penting kebun teh.
Tinggal kebun teh yang di Puncak saya yang belum. Mungkin kami semua belum juga. Saya belum nanya ke mereka, pernah ke Bandung apa tidak.
Jujur, Solok ini bagus banget. Banget!
Saya jadi pengen tinggal di Solok, mungkin untuk 2 atau 3 bulan. Ada Warmindo di sebelah kanan jalan dan daerahnya dingin, sedingin sikap dia ke kamu.
Sidamanik juga tidak kalah dingin, karena dekat dengan Pematang Raya dan katanya dataran tinggi juga. Saya harus memakai mantel dan jaket dua lapis. Kami cukup kedinginan, apalagi Mardi.
* Perjalanan meninggalkan Solok menuju Padang
Kami melanjutkan perjalanan ke Padang. Aji mengarahkan kami ke Padang dan rencananya kami akan menginap di Masjid Raya Padang. Kebetulan, saya, Ojak dan Mardi belum pernah ke Masjid Raya Padang.
Ibunya Ojak asli Pariaman, jadi Ojak kalau ke Sumbar hanya ke Payakumbuh dan Pariaman. Tidak sampai Padang. Kalau Mardi, di Ulakan. Cuma ia dan keluarga lama tinggal di Medan dan sekarang di Pekanbaru, katanya.
Sementara saya, saya punya kenalan di Naras. Jadi saya hanya ke Pariaman dan Payakumbuh. Mentok2 Padang Panjang.
Kami tiba di Padang
Bagian dalam Masjid Raya Padang
Kami (kecuali Aji karena udah pernah ke sini) dibuat kagum karenanya. Masjidnya besar dan ada colokan. Alhamdulillah, kami bisa sholat dan ngecas hape. Hape kami baterainya mulai sekarat.
Kami banyak bertemu dengan rekan sesama dari Pekanbaru. Yang dari Riau juga ada.
Kami sempat keluar malam keliling kota Padang, setelah sholat Isya. Kamu makan minas (mie nasi goreng) di depan Mall ada yang di Padang. Dari luar Masjid Raya Padang tampak lebih indah, karena ada lampu2nya. Ditambah dengan bentuk dan arsitekturnya yang keren dan menarik.
4 kali ke Sumbar, baru sekali bisa ke Masjid Raya Sumbar ini.
* Kalian terasa gempa enggak disana?
Jawabannya ada di part #4 😁
Tidak ada komentar:
Posting Komentar